Sabtu 09 Dec 2023 07:07 WIB

AS Berlakukan Pembatasan Visa kepada Menlu Palestina

Tindakan itu membatasi kemampuan perwakilan Palestina untuk berinteraksi dengan media

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan pembatasan terhadap Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan pembatasan terhadap Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengungkapkan pada Jumat (8/12/2023), pemerintahan Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan pembatasan terhadap Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki. Tindakan itu membatasi kemampuan perwakilan Palestina untuk berinteraksi dengan media.

“Pemerintah AS telah memberlakukan pembatasan pada kepada beliau yang tidak memungkinkan dia untuk menanggapi pertanyaan media atau berinteraksi dengan media,” kata Pangeran Faisal kepada wartawan saat konferensi pers di Washington.

Baca Juga

Pangeran Faisal berpendapat, mungkin ada konsekuensi hukum bagi diplomat Palestina tersebut jika dia berbicara kepada media. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller membantah adanya pembatasan semacam itu.

“Catatan visa bersifat rahasia menurut Undang-Undang AS, jadi kami tidak dapat membahas rincian kasus visa individu mana pun," kata Miller.

Tapi Miller menyatakan, Undang-Undang imigrasi AS tidak mencakup ketentuan apa pun yang melarang individu untuk berbicara kepada media. "Kami tidak menerapkan batasan yang melarang individu untuk berbicara kepada pers,” katanya dalam pernyataan yang diberikan kepada Al Arabiya.

Pangeran Faisal akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Jumat (8/12/2023) malam. Dia bersama-sama dengan para menteri luar negeri Yordania, Mesir, Qatar, Palestina, dan Turki.

Pertemuan itu sebagai bagian dari tur global mereka yang merupakan bagian dari upaya untuk menghentikan pertempuran di Gaza. Para menteri luar negeri itu mencoba mengaktifkan kembali proses perdamaian antara Palestina dan Israel. Mereka juga mendesak aliran bantuan kemanusiaan segera masuk ke wilayah tersebut kantung Palestina tersebut.

Pangeran Faisal pun mendesak komunitas internasional untuk memprioritaskan upaya segera mengakhiri pertempuran di Gaza. “Salah satu faktor yang mengganggu konflik ini adalah bahwa mengakhiri konflik dan pertempuran tampaknya tidak menjadi prioritas, atau setidaknya… ada beberapa komunitas internasional yang tidak merasa pertempuran harus diakhiri sesegera mungkin," katanya.

Diplomat senior Saudi ini juga mengingatkan ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza secara signifikan. “Tidak dapat diterima jika bantuan kemanusiaan dibatasi… padahal kebutuhannya sangat mendesak,” kata diplomat Saudi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement