Senin 11 Dec 2023 09:37 WIB

Dipimpin Spanyol, Empat Negara Ini Desak Sikap Tegas UE di Gaza

Mereka bersama-sama menekankan pentingnya mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Para pemimpin Spanyol, Belgia, Irlandia, dan Malta  bersama-sama mendesak sikap tegas terhadap situasi di Gaza
Foto: Anadolu Agency
Para pemimpin Spanyol, Belgia, Irlandia, dan Malta bersama-sama mendesak sikap tegas terhadap situasi di Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Para pemimpin Spanyol, Belgia, Irlandia, dan Malta  bersama-sama mendesak sikap tegas terhadap situasi di Gaza menjelang KTT Dewan Uni Eropa (UE) mendatang yang dijadwalkan pada 14-15 Desember di Brussel. Permintaan itu disampaikan dalam surat yang ditunjukkan kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada Ahad (10/12/2023). 

Surat ditandatangani oleh Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Perdana Menteri Belgia Alexander de Croo, Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar, dan Perdana Menteri Malta Robert Abela. Mereka menekankan perlunya diskusi khusus mengenai situasi Gaza dan komitmen tegas terhadap perdamaian yang berlandaskan solusi dua negara selama KTT  Dewan Uni Eropa. 

Baca Juga

Permintaan yang disampaikan melalui surat tersebut dipimpin oleh Spanyol. Pengajuan itu akan menyelesaikan masa kepresidenan Spanyol di Uni Eropa pada akhir Desember, dan Belgia yang akan mengambil alih kursi kepresidenan pada 1 Januari. Mereka bersama-sama menekankan pentingnya mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, mereka juga mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober dan menegaskan kembali hak Israel untuk mempertahankan diri sesuai dengan hukum internasional. Keempat perdana menteri tersebut  menganjurkan agar UE mengambil keputusan bersama guna memastikan gencatan senjata yang langgeng dan melindungi warga sipil di Gaza, serta  pengiriman bantuan tanpa hambatan.

Israel melanjutkan serangan militer di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan Hamas. Hampir 18 ribu warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 49.229 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat yang tiada henti di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober setelah serangan lintas batas oleh Hamas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement