REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Aktivis Palestina dan organisasi akar rumput menyerukan aksi global pada Senin (11/12/2023) untuk menuntut gencatan senjata dan mendesak Israel menghentikan agresinya di Gaza. Seruan ini diinisiasi oleh Pasukan Nasional dan Islam, sebuah koalisi faksi-faksi utama Palestina, kepada warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat dan pendukung Palestina di seluruh dunia.
“Kami berharap seluruh dunia ikut serta dalam aksi ini, yang dilakukan dalam konteks gerakan internasional luas yang melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh. Gerakan ini menentang genosida terbuka di Gaza, pembersihan etnis dan pemukiman kolonial di Tepi Barat,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh koalisi tersebut.
“Serangan ini juga menentang upaya untuk melemahkan perjuangan nasional rakyat Palestina,” kata pernyataan itu.
Koalisi tersebut menyerukan masyarakat di seluruh dunia untuk bersatu mengirimkan pesan solidaritas kepada perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia yang menjadi korban pengeboman brutal Israel di Gaza, yang telah membunuh hampir 18.000 orang dan melukai lebih dari 49.500 orang lainnya hanya dalam waktu dua bulan.
Menanggapi seruan tersebut, Lebanon mengatakan semua kantor pemerintah, sekolah dasar dan menengah, serta lembaga pendidikan tinggi resmi dan swasta, akan mengadakan aksi mendukung seruan global untuk Gaza. Kelompok perlawanan Palestina, Hamas memuji gerakan global yang menyerukan serangan komprehensif dalam penolakan terhadap pembantaian zionis di Gaza.
"Kami memuji gerakan global yang menganjurkan aksi menyeluruh pada Senin, 11 Desember 2023. Kami mengundang seluruh masyarakat bebas di dunia untuk berpartisipasi secara luas menolak genosida dan pembantaian zionis terhadap warga sipil yang tidak berdaya di Jalur Gaza," ujar pernyataan Hamas, dikutip saluran Telegram Resistance News Network, Ahad (10/12/2023).
Hamas juga menyerukan kelanjutan dan peningkatan segala bentuk demonstrasi massal dan demonstrasi publik, di kota-kota, ibu kota, dan alun-alun di seluruh dunia, untuk mengutuk dukungan Amerika dan beberapa negara Barat atas pembantaian mengerikan terhadap anak-anak, perempuan, dan warga Palestina. Hamas mendesak adanya tekanan untuk menghentikan agresi biadab Israel, termasuk menghukum dan mengkriminalisasi semua pendukungnya, sehingga mereka bisa diadili sebagai penjahat perang.
Muwafaq Sahwil, sekretaris partai politik Fatah di Ramallah dan el-Bireh, mengatakan, aksi massal itu diserukan oleh warga Palestina, aktivis serikat buruh dan influencer internasional. Aksi ini merupakan tanggapan atas langkah Amerika Serikat (AS) yang melakukan veto terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan perang di Gaza.
“Ini adalah pesan kepada pemerintah AS yang bertentangan dengan aspirasi rakyat kami. Ini juga merupakan pesan dari masyarakat di seluruh dunia kepada para politisi dan komunitas internasional untuk membela rakyat Palestina yang telah menderita akibat pendudukan selama 75 tahun,” kata Sahwil, dilaporkan Aljazirah.
“Kami berharap serangan ini akan mendorong komunitas internasional untuk membantu menghentikan perang dan menanggapi aspirasi rakyat Palestina untuk mencapai penentuan nasib sendiri," ujar Sahwil.