Ahad 17 Dec 2023 08:45 WIB

Kepolisian London Akan Pertimbangkan Kasus Peretasan Pangeran Harry

Pangeran Harry telah memberikan kesaksian di pengadilan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Pangeran Harry dari Inggris (kiri) meninggalkan Pengadilan Tinggi di London, Inggris, (27/3/2023). Pangeran Harry telah hadir di Pengadilan Tinggi dalam sidang terkait gugatan privasinya terhadap Associated Newspapers. Kerajaan Inggris muncul bersama orang lain yang menuntut surat kabar Daily Mail karena penyadapan telepon dan pelanggaran privasi.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Pangeran Harry dari Inggris (kiri) meninggalkan Pengadilan Tinggi di London, Inggris, (27/3/2023). Pangeran Harry telah hadir di Pengadilan Tinggi dalam sidang terkait gugatan privasinya terhadap Associated Newspapers. Kerajaan Inggris muncul bersama orang lain yang menuntut surat kabar Daily Mail karena penyadapan telepon dan pelanggaran privasi.

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Polisi London mengatakan mereka akan "mempertimbangkan dengan hati-hati" temuan-temuan yang menjadi dasar keputusan pengadilan Jumat (14/12/2023) lalu. Pengadilan memutuskan mengungkapkan Pangeran Harry korban peretasan telepon dan tindakan-tindakan yang melanggar hukum lainnya yang dilakukan para jurnalis Mirror Group atas sepengetahuan para editor mereka.

Putra bungsu Raja Charles itu anggota keluarga kerajaan Inggris pertama selama 130 tahun yang memberikan kesaksian di pengadilan saat hadir dalam persidangan pada bulan Juni. Pada Jumat lalu pengadilan memberikan Harry kompensasi sebesar 140.600 poundsterling setelah hakim setuju ia menjadi sasaran para jurnalis yang bekerja untuk Mirror Group Newspapers.

Baca Juga

"(Kami akan mempertimbangkan dengan hati-hati (keputusan kasus perdata tersebut dan) tidak ada penyelidikan yang sedang berlangsung," katanya, Sabtu (16/12/2023).

Sejak mengundurkan diri dari tugas kerajaan pada tahun 2020 dan pindah ke California bersama istrinya, Meghan, yang merupakan warga negara Amerika Serikat, Duke of Sussex berjanji membersihkan pers Inggris dari orang-orang yang ia tuduh sebagai "penjahat yang menyamar sebagai jurnalis." Terutama para eksekutif senior dan editor.

Putusan pengadilan mengatakan di antara para editor yang mengetahui tentang perilaku melanggar hukum yang "meluas" itu adalah penyiar terkenal Piers Morgan, editor Daily Mirror dari tahun 1996 hingga 2004. Ia kritikus paling vokal terhadap Harry dan Meghan.

Morgan kemudian dengan marah membantah dia mengetahui adanya peretasan telepon selama dia menjadi editor. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement