Ahad 17 Dec 2023 12:00 WIB

Jajak Pendapat Harvard: Mayoritas Anak Muda AS Nilai Negara Israel Harus Dibubarkan

Hanya 32 persen responden yang mengatakan mereka percaya pada solusi dua negara.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengacungkan peta Israel saat berpidato pada sesi ke-78 Majelis Umum PBB di Markas Besar PBB di New York, New York, AS, 22 September 2023.
Foto:

Berdasarkan survei terhadap 1.013 responden yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat yang berbasis di AS, Gallup yang dirilis pada awal bulan ini, mayoritas perempuan dan generasi muda Amerika Serikat (AS) juga tidak menyetujui serangan Israel di Gaza. Hasil survei yang dilakukan bulan lalu ini menunjukkan, bahwa 52 persen perempuan dan 67 persen orang dewasa berusia 18-34 tahun tidak mendukung serangan Israel. Meskipun 44 persen perempuan mendukung serangan Israel. 

Angka ini meningkat menjadi 59 persen  pada laki-laki, sementara 37 persen laki-laki dewasa menentang pemboman tersebut. Bagi responden berkulit hitam, Hispanik, Asia, Kepulauan Pasifik, dan penduduk asli Amerika cenderung tidak menyetujui serangan tersebut sebanyak 64 persen, sedangkan 61 persen peserta berkulit putih mendukung serangan tersebut.

Dalam hal afiliasi partai, 63 persen anggota Partai Demokrat tidak menyetujui serangan gencar Israel. Sementara 71 persen anggota Partai Republik menyatakan persetujuannya.  

Tingkat persetujuan tidak jauh berbeda dilihat berdasarkan pendidikan, dengan 50 persen lulusan perguruan tinggi menyetujui serangan Israel dibandingkan dengan 51 persen bukan lulusan perguruan tinggi yang tidak menyetujuinya. Secara keseluruhan, 50 persen responden mendukung serangan Israel terhadap wilayah kantong Palestina yang terkepung, sementara 45 persen menentangnya.

Porsi responden yang mendukung setidaknya jumlah bantuan militer AS kepada Israel saat ini adalah 67 persen. Sementara 31 persen mengatakan Washington memberikan terlalu banyak bantuan kepada Tel Aviv.

photo
Israel kembali menggempur Jalur Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata pada Jumat (1/12/2023) pagi. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement