REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan setidaknya lima warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Tulkarm, daerah pendudukan Tepi Barat. Pada Ahad (17/12/2023) kementerian mengatakan dua orang tewas ditembak pasukan Israel.
Warga Palestina lainnya juga tewas akibat luka yang mereka dapatkan setelah Israel menyerang Kota Jenin, Tepi Barat, beberapa hari yang lalu. Militer Israel mengatakan mereka meningkatkan operasi terhadap kelompok milisi di Tepi Barat.
Pada Kamis (13/12/2023) lalu, Israel mengkonfirmasi membunuh "lebih dari 10" orang yang mereka sebut teroris. Pembunuhan itu dilakukan dalam penyerbuan ke Jenin, tempat beberapa kelompok milisi berada.
Beberapa pekan terakhir tentara Israel juga menyerang rumah sakit di Gaza utara. Sebuah video menunjukkan serangan itu meninggalkan jejak reruntuhan di halaman rumah sakit dan di luar pintu masuk yang hancur.
Namun masih banyak berbagai laporan yang saling bertentangan mengenai peristiwa tersebut. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel memaksa ratusan pengungsi yang berlindung di dalam rumah sakit Kamal Adwan untuk keluar, dan mengevakuasi pasien yang terluka dan staf medis ke halaman rumah sakit.
Mengutip laporan kementerian tersebut, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan ia "sangat khawatir" dengan situasi di rumah sakit tersebut.
Militer Israel mengatakan rumah sakit tersebut digunakan sebagai "pusat komando dan kontrol" Hamas dan tentara telah menahan sekitar 80 pejuang Palestina sebelum meninggalkan lokasi tersebut pada Sabtu (16/12/2023).
Sebelumnya, pihak berwenang Gaza mengatakan dalam penyerbuan itu tentara Israel menahan sekitar 70 staf medis. Video yang diperoleh Reuters menunjukkan dua mayat dalam kafan, seorang anak laki-laki yang terluka bersama dengan sebuah mobil yang hancur, dinding yang hancur dan terbakar dan tumpukan barang-barang yang ditinggalkan di rumah sakit. Reuters tidak dapat memastikan penyebab kematian atau luka-lukanya.
"Mereka menyerbu gedung, dan mereka membawa semua karyawan untuk diselidiki, juga orang-orang yang terluka sedang diselidiki," kata Ahmed Al Kahlot, seorang dokter di rumah sakit tersebut, yang mengenakan pakaian pelindung berwarna hijau.