REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Mesir mengaku sedang menantikan dukungan Amerika Serikat (AS) untuk resolusi PBB yang menyerukan penghentian kekerasan di Jalur Gaza dan memastikan adanya pelayaran yang aman di Laut Merah. Pernyataan itu disampaikan Mesir menjelang resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta penghentian konflik yang meletus sejak 7 Oktober 2023.
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken membahas perkembangan di Jalur Gaza via telepon dan menegaskan kembali penolakan keduanya terhadap perpindahan paksa warga Palestina.
Shoukry mengungkapkan, Mesir menantikan AS mendukung rancangan resolusi yang diusulkan negara-negara Arab dan Islam di Dewan Keamanan yang berusaha menghentikan perang Israel di Gaza. "Rancangan resolusi itu memuat mekanisme yang memastikan adanya akses bantuan kemanusiaan yang mudah ke Jalur Gaza untuk memenuhi kebutuhan rakyat Palestina akan bantuan kemanusiaan,'' kata Shoukry.
Kedua menteri juga membahas tantangan keamanan di bagian selatan Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb, serta dampaknya terhadap lalu lintas maritim. Shoukry menekankan, perlunya memastikan navigasi yang aman di Laut Merah guna menjamin kelancaran arus perdagangan global, kata dia.
Laut Merah adalah salah satu jalur laut dunia yang paling sering digunakan untuk menyalurkan minyak dan bahan bakar. Kelompok milisi Houthi di Yaman yang didukung Iran, saat ini terus mengintensifkan keterlibatannya dalam konflik Gaza dengan menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan memperingatkan akan menyerang kapal-kapal yang menuju Israel.