Kamis 21 Dec 2023 09:04 WIB

Puncak Musim Liburan di Tengah Peringatan Ancaman Keamanan

Dua milisi menggelar serangan di Prancis dan Belgia pada Oktober 2023.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
 Pembeli yang mengenakan masker wajah untuk melindungi diri dari COVID-19 berjalan di sepanjang pasar Natal di taman Tuilerie di Paris, Senin, 20 Desember 2021. Negara-negara di seluruh Eropa telah bergerak untuk menerapkan kembali langkah-langkah yang lebih keras untuk membendung gelombang baru infeksi COVID-19 yang dipicu oleh varian omicron yang sangat menular.
Foto: AP/Michel Euler
Pembeli yang mengenakan masker wajah untuk melindungi diri dari COVID-19 berjalan di sepanjang pasar Natal di taman Tuilerie di Paris, Senin, 20 Desember 2021. Negara-negara di seluruh Eropa telah bergerak untuk menerapkan kembali langkah-langkah yang lebih keras untuk membendung gelombang baru infeksi COVID-19 yang dipicu oleh varian omicron yang sangat menular.

REPUBLIKA.CO.ID, MUNICH -- Eropa memasuki puncak musim liburan Natal yang melampaui tingkat 2022. Meski pihak berwenang di seluruh Eropa mengeluarkan peringatan keamanan, konsumen bertekad untuk menikmati liburan mereka, sehingga memperpanjang ledakan perjalanan pascapandemi.

Data perusahaan perjalanan ForwardKeys menunjukkan, pasar-pasar Natal dan destinasi wisata populer di kota-kota seperti Munich dan Paris semakin sibuk akhir-akhir ini. Meski pihak berwenang memperketat penjagaannya.

Baca Juga

Perjalanan liburan di Uni Eropa dan Inggris naik 22 persen di atas tingkat 2022. Para eksekutif dan pakar menatakan lonjakan ini didorong tingginya permintaan pasca-pandemi. Beberapa orang melakukan perjalanan untuk mengunjungi keluarga mereka untuk pertama kalinya pada Natal tahun ini sejak pandemi.

Namun peringatan keamanan membayangi perjalanan para turis. Pada akhir November lalu pejabat keamanan Eropa memperingatkan naiknya resiko serangan yang berkaitan dengan perang Israel-Hamas, ancaman terbesar berasal dari penyerang "tunggal."

Dua milisi menggelar serangan di Prancis dan Belgia pada Oktober dan menewaskan tiga orang. Austria, Slovenia dan Bosnia-Herzegovina juga menaikan tingkat ancaman terorisme. Italia memperketat perbatasan dengan Slovenia dengan merujuk resiko milisi masuk ke negara itu.

ForwardKeys mengatakan terdapat sedikit lonjakan pembatalan tiket selama periode Natal antara 21 dan 31 Desember. Dari 2,4 persen menjadi 3 persen sejak 24 November.

"Meskipun jumlahnya kecil, bisa jadi ini merupakan dampak dari peringatan terorisme yang dikirim ke seluruh Eropa sejak dimulainya konflik baru-baru ini di Israel," kata analis di ForwardKeys Juan Gomez.

Namun, para turis tetap memadati destinasi-destinasi populer. Menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan terhadap aparat keamanan yang ada di berbagai pusat keramaian di Eropa.

"Saya merasa sangat aman dan sangat sadar akan keadaan dunia. Dan tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang saya pikirkan setiap hari, baik konflik di Eropa, konflik di Timur Tengah," kata pengunjung pasar Natal di Munich Gwen Fitzgerald. "Namun saya juga sangat menginginkan kegembiraan pada saat yang sama," tambah turis asal Boston, Amerika Serikat (AS) tersebut.

Kunjungan Natal ke tempat-tempat seperti Italia, Austria dan Swedia juga meningkat 25 persen atau lebih dari tahun ke tahun. Para turis mengatakan dengan meningkatnya peringatan dan keamanan di seluruh Eropa beberapa tahun terakhir, mereka merasa lebih tenang dan  nyaman untuk tidak membatalkan rencana perjalanan mereka.

"Ketika kami berada di sini dan kami tinggal satu hari saja di pusat kota, kami melihat banyak polisi dan petugas keamanan, kami merasa aman," kata turis dari Villareal, Spanyol, yang sedang berkunjung ke pasar Munich, Danny Sanchez. 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement