Sabtu 23 Dec 2023 09:30 WIB

Uni Eropa Terkejut dengan Resiko Kelaparan di Gaza

Peringatan bagi seluruh dunia segera bertindak untuk mencegah bencana mematikan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Warga Palestina mengantri untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat (22/12/2023). Badan bantuan internasional mengatakan Gaza menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan pokok lainnya akibat perang dua setengah bulan.
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina mengantri untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat (22/12/2023). Badan bantuan internasional mengatakan Gaza menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan pokok lainnya akibat perang dua setengah bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Dua pejabat senior Uni Eropa mengatakan mereka "sangat terkejut" atas penilaian, seluruh penduduk Gaza berisiko mengalami kerawanan pangan yang akut karena serangan Israel di sana.

"Ini adalah perkembangan yang serius dan seharusnya menjadi peringatan bagi seluruh dunia segera bertindak untuk mencegah bencana kemanusiaan yang mematikan," kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dan Komisioner Manajemen Krisis Janez Lenarcic dalam pernyataannya bersama Jumat (22/12/2023).

Baca Juga

"Kami sangat membutuhkan akses kemanusiaan yang berkelanjutan, cepat, aman, dan tanpa hambatan untuk menghindari memburuknya situasi yang sudah menjadi bencana ini, kurangnya akses terhadap bahan makanan pokok menciptakan situasi kelaparan," tambahnya, dikutip dari laman The Associated Press.

Dalam laporannya Integrated Food Security Phase Classification yang dirilis pada Kamis (21/12/2023) mengatakan "pertempuran, termasuk pengeboman, operasi darat, dan pengepungan terhadap seluruh populasi menyebabkan tingkat kerawanan pangan akut yang sangat parah di seluruh Jalur Gaza".

Populasi Gaza sebelum invasi Israel sekitar 2,3 juta orang. Sekitar 85 persen diperkirakan dipaksa meninggalkan rumah mereka.

Sebelumnya dilaporkan Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban jiwa akibat serangan Israel menjadi 20.057 orang. Angka ini menyentuh 1 persen dari total populasi sebelum perang yang sudah memasuki pekan ke-10.

Dewan Keamanan PBB juga kembali menunda pemungutan suara atas resolusi yang disponsori Uni Emirat Arab untuk menghentikan sementara pertempuran demi meningkatkan pengiriman bantuan di Gaza. Pemungutan suara, yang awalnya dijadwalkan pada Senin (18/12/2023), ditunda setiap hari sejak saat itu.

Kini Amerika Serikat mendukung resolusi tersebut, namun anggota dewan lainnya mengatakan karena adanya perubahan yang signifikan, mereka perlu berkonsultasi dengan ibu kota masing-masing sebelum melakukan pemungutan suara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement