REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan PBB akhirnya mengadopsi resolusi yang menyerukan untuk mempercepat pengiriman bantuan kepada warga sipil di Gaza. Namun resolusi ini tanpa seruan yang "mendesak untuk segera menghentikan pertempuran" antara Israel dan Hamas.
Pemungutan suara di dewan yang beranggotakan 15 negara itu 13-0 dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia abstain. Pemungutan suara itu dilakukan setelah AS memveto amandemen Rusia yang akan memulihkan seruan untuk penangguhan pertempuran.
Pemungutan suara tersebut menghasilkan 10 anggota yang mendukung, AS menentang, dan empat abstain.
Teks resolusi itu direvisi setelah dinegosiasikan selama satu setengah pekan dalam diplomasi tingkat tinggi antara AS dan Uni Emirat Arab atas nama negara-negara Arab dan lainnya.
Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield mengatakan AS sekutu terdekat Israel, mendukung resolusi terbaru. Abstainnya AS menghindari veto kedua AS atas resolusi Gaza menyusul serangan Hamas yang mengejutkan pada 7 Oktober di Israel.
Pada Kamis (21/12/2023) anggota Dewan bertemu tertutup untuk membahas rancangan resolusi yang telah direvisi, kemudian menunda pemungutan suara agar mereka dapat berkonsultasi dengan ibu kota masing-masing mengenai perubahan-perubahan yang signifikan untuk menghindari veto AS. Teks baru dengan beberapa revisi kecil diedarkan pada Jumat (22/12/2023) pagi.
Peredaran rancangan baru ini merupakan puncak perundingan selama satu setengah pekan yang melibatkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Antara hari Selasa (18/12/2023) dan Kamis, Blinken berbicara dengan menteri luar negeri Mesir dan Uni Emirat Arab masing-masing tiga kali, serta menteri luar negeri Arab Saudi, Yordania, Inggris, Prancis dan Jerman.
Pemungutan suara awalnya....