Senin 25 Dec 2023 19:19 WIB

Rusia Klaim Ungguli Barat dalam Kuantitas Produksi Senjata

Rusia bertekad menjaga tingkat pertumbuhan produksi tetap tinggi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Senjata anti-pesawat self-propelled Rusia Tunguska mengambil bagian dalam latihan komando dan staf strategis Vostok 2022 di tempat pelatihan Uspenovakyi, di Yuzhno-Sakhalinsk, Timur Jauh Rusia, Rusia, 04 September 2022.
Foto: EPA-EFE/YURI KOCHETKOV
Senjata anti-pesawat self-propelled Rusia Tunguska mengambil bagian dalam latihan komando dan staf strategis Vostok 2022 di tempat pelatihan Uspenovakyi, di Yuzhno-Sakhalinsk, Timur Jauh Rusia, Rusia, 04 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov mengatakan negaranya lebih unggul dibandingkan Barat dalam hal produksi senjata. Dia mengungkapkan Moskow bertekad menjaga tingkat pertumbuhan produksi tetap tinggi.

“Saya tidak ingin menyombongkan diri, tapi saya dapat mengatakan kami mulai memperoleh dan meningkatkan laju produksi lebih awal dibandingkan negara-negara Barat,” kata Manturov dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia, RIA, Senin (25/12/2023).

Baca Juga

Manturov, yang juga menjabat menteri perindustrian dan perdagangan Rusia mengungkapkan volume pesanan peralatan pertahanan negaranya meningkat dua kali lipat tahun ini dibandingkan 2022. Produksi beberapa senjata tertentu bahkan meningkat sepuluh kali lipat.

“Untuk beberapa item, kami telah meningkatkan volume produksi dan pasokan sebanyak 10-12 kali lipat. Karena perbedaan tertentu, saya tidak bisa berbicara tentang kisaran pasokan dan pembiayaan secara spesifik, tapi percayalah, jumlahnya sangat besar,” ucap Manturov.

Ukraina dan negara-negara Barat pendukungnya meningkatkan produksi senjata dalam upaya untuk mengalahkan pasukan Rusia di medan perang. Rusia dan Ukraina mulai terlibat perang pada Februari 2022. Merespons langkah Kiev dan para sekutunya, Moskow juga memutuskan menaikkan produksi senjatanya.

Pertanyaan lainnya adalah...

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement