Jumat 29 Dec 2023 13:10 WIB

UNICEF Sebut 2023 Jadi Tahun Paling Mematikan Bagi Anak-Anak di Tepi Barat

Jumlah anak-anak yang terbunuh mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
UNICEF mengatakan, 2023 menjadi tahun paling mematikan bagi anak-anak Palestina di Tepi Barat. (ilustrasi)
Foto: AP/Maya Alleruzzo
UNICEF mengatakan, 2023 menjadi tahun paling mematikan bagi anak-anak Palestina di Tepi Barat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) mengatakan, 2023 menjadi tahun paling mematikan bagi anak-anak Palestina di Tepi Barat. Jumlah anak-anak yang terbunuh mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“(Delapan puluh tiga) anak-anak (Palestina di Tepi Barat) telah terbunuh dalam 12 pekan terakhir, lebih dari dua kali lipat jumlah anak-anak yang terbunuh sepanjang 2022, di tengah meningkatnya operasi militer dan penegakan hukum,” kata Direktur UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Adele Khodr, Kamis (28/12/2023), dilaporkan Anadolu Agency.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Sementara itu, terdapat 576 anak terluka dan lainnya dilaporkan ditahan. “Ketika dunia menyaksikan dengan ngeri situasi di Jalur Gaza, anak-anak di Tepi Barat juga mengalami mimpi buruk. Sayangnya, hidup dengan perasaan takut dan sedih yang hampir terus-menerus adalah hal yang biasa terjadi pada anak-anak yang terkena dampaknya,” ucap Khodr.

“Banyak anak melaporkan bahwa ketakutan telah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari, bahkan banyak yang takut berjalan ke sekolah atau bermain di luar karena ancaman penembakan dan kekerasan terkait konflik lainnya,” kata Khodr menambahkan. 

Dia menjelaskan, anak-anak Palestina di Tepi Barat telah mengalami kekerasan yang parah selama bertahun-tahun. Namun intensitas kekerasan meningkat tajam sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas di Gaza pada 7 Oktober 2023.

“Anak-anak tidak boleh menjadi sasaran kekerasan, tidak peduli siapa atau di mana pun mereka berada. Mengakhiri kekerasan yang berulang adalah cara terbaik untuk memastikan anak-anak dapat tumbuh dengan damai dan aman. Penderitaan anak-anak di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, tidak boleh hilang begitu saja dalam konflik yang terjadi saat ini-ini adalah bagian dari konflik tersebut,” kata Khodr. 

Hingga saat ini konflik di Gaza masih berlangsung. Lebih dari 21.300 warga Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023. Lebih dari separuh dari korban jiwa merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka melampaui 52 ribu orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement