Jumat 29 Dec 2023 16:39 WIB

Ribuan Aktivis AS Teken Petisi Desak Joe Biden Segera Bertindak Setop Perang di Gaza

AS adalah salah satu negara yang mendukung agresi Israel ke Jalur Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Presiden AS didesak menggunakan kuasanya untuk hentikan perang di Israel.
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Presiden AS didesak menggunakan kuasanya untuk hentikan perang di Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ribuan aktivis di Amerika Serikat (AS) telah menandatangani petisi daring berisi desakan kepada Presiden Joe Biden untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan perang di Jalur Gaza. Campur tangan Biden dinilai penting menyetop pembantaian oleh Israel.

“Petisi tersebut, yang menuntut Biden menggunakan kekuasaannya untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung di Gaza, juga menyerukan penerapan embargo senjata terhadap Israel, yang telah melakukan pembantaian setiap hari selama hampir tiga bulan,” kata kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya, Jumat (29/12/2023).

Baca Juga

AS adalah salah satu negara yang mendukung agresi Israel ke Jalur Gaza. Washington berulang kali mengatakan bahwa Tel Aviv memiliki hak membela diri setelah serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas. AS pun sempat menyampaikan bahwa mereka menolak gagasan gencatan senjata di Gaza.

Pada Kamis (28/12/2023), ratusan orang menggelar demonstrasi di New York, AS, menentang masih berlanjutnya agresi Israel ke Jalur Gaza. Para pengunjuk rasa turut memperagakan penderitaan yang dialami warga Palestina di Gaza.

Aksi demonstrasi digelar di Bryant Park, Manhattan. Namun terdapat pula sejumlah pengunjuk rasa yang berdiri di Sixth Avenue yang sibuk di jantung distrik Midtown. Dalam aksinya, para peserta memegang spanduk yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

Terdapat pula beberapa perempuan mengenakan pakaian hitam sambil menimang boneka bayi yang dibalut kain putih. Itu merupakan pertunjukkan simbolik untuk memperlihatkan penderitaan kaum ibu di Gaza yang anaknya terbunuh akibat agresi Israel.

“Tindakan hari ini adalah untuk menarik perhatian pada fakta bahwa, hingga saat ini, hampir 10 ribu anak, hanya anak-anak saja, belum termasuk semua orang, belum termasuk seluruh warga Palestina, telah terbunuh di Gaza,” kata Grace Lile (64 tahun), salah satu warga New York yang berpartisipasi dalam unjuk rasa tersebut.

Pada Rabu (27/12/2023) lalu, kepolisian AS menangkap puluhan pengunjuk rasa pro-Palestina yang berdemonstrasi di sekitar Bandara Internasional Los Angeles dan Bandara Internasional John F. Kennedy (JFK) di New York. Dua bandara tersebut merupakan bandara tersibuk di Negeri Paman Sam.

Dalam aksi pada Rabu lalu, para pengunjuk rasa memblokir jalan di sekitar Bandara Internasional Los Angeles dan Bandara Internasional JFK. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Bebaskan Palestina” dan “Divestasi dari genosida”.

Departemen Kepolisian Los Angeles mengungkapkan, mereka menangkap dan menahan 36 orang yang terlibat dalam unjuk rasa pro-Palestina. “Para pengunjuk rasa melemparkan seorang petugas polisi ke tanah, menggunakan puing-puing konstruksi, rambu-rambu jalan, dahan pohon, dan balok beton untuk menghalangi jalan menuju bandara sambil menyerang orang-orang yang lewat di dalam kendaraan mereka,” kata Departemen Kepolisian Los Angeles.

Mereka mengungkapkan, sebagian besar pengunjuk rasa didakwa atas tuduhan kerusuhan. Ada pula satu pengunjuk rasa yang didakwa karena menyerang petugas kepolisian. Sementara itu, Departemen Kepolisian Otoritas Pelabuhan New York mengatakan, mereka menangkap 26 pengunjuk rasa pro-Palestina yang menggelar aksinya di sepanjang Jalan Tol Van Wyck di dalam Bandara JFK di Queens. Kepolisian mengungkapkan, mereka ditangkap karena perilaku tidak tertib dan memblokir lalu lintas di sekitar bandara.

Hingga saat ini, Israel masih terus melancarkan agresi ke Gaza. Lebih dari 21.300 ribu warga Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023 lalu. Sementara korban luka sudah melampaui 55 ribu orang. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement