REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel kembali melancarkan serangan udara ke Suriah, Sabtu (30/12/2023). Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, serangan tersebut merupakan respons atas diluncurkannya dua roket dari Suriah ke negara mereka.
"Menyusul laporan mengenai sirene yang berbunyi di Israel utara, beberapa waktu lalu dua peluncuran yang diidentifikasi melintas dari Suriah jatuh di area terbuka. IDF menyerang sumber tembakan," kata IDF dalam pernyataannya pada Sabtu pagi, dikutip laman TRT World.
IDF tak mengungkap lokasi presisi jatuhnya dua roket yang ditembakkan dari Suriah. Mereka pun tak memberitahukan apakah ada korban jiwa maupun luka akibat serangan roket tersebut. Sementara itu, Suriah pun belum merilis keterangan perihal dampak dari serangan udara Israel ke wilayahnya.
Awal pekan ini, penasihat senior Korps Garda Revolusi Iran untuk Suriah, Brigadir Jenderal Sayyed Razi Mousavi, diumumkan tewas terbunuh akibat serangan udara Israel ke Damaskus. Dalam keterangannya pada Senin (25/12/2023), Garda Revolusi Iran mengatakan, Mousavi terbunuh karena terhantam serangan roket Israel ke daerah Sayyida Zeinab di selatan Damaskus.
"(Israel) pasti akan menanggung akibatnya atas kejahatan ini," kata Garda Revolusi Iran, dikutip laman Al Arabiya.
Israel memang melancarkan serangan udara secara berkala ke Suriah. Serangan itu diklaim membidik kelompok-kelompok militan yang menjadi sekutu Iran.
Terkait Mousavi, Garda Revolusi Iran mengatakan, tugas dia di Suriah adalah memberikan dukungan logistik pada poros perlawanan di negara tersebut. Pernyataan itu mengacu pada kelompok-kelompok yang memperoleh sokongan Teheran di kawasan, termasuk Hamas, Hizbullah, dan Houthi.
Iran juga diketahui merupakan sekutu pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam memerangi kelompok teroris dan oposisi bersenjata negara tersebut. Menurut Garda Revolusi Iran, Mousavi merupakan "pendamping" mantan komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani.