Selasa 02 Jan 2024 11:24 WIB

Akan Tarik Ribuan Tentara Dari Gaza, Israel: Perang Belum Berhenti!

AS tekan Pemerintah Israel untuk menekan jumlah korban sipil di wilayah Gaza

Rep: Lintar Satria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tentara Israel berjaga di dekat perbatasan Jalur Gaza, di Israel selatan.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Tentara Israel berjaga di dekat perbatasan Jalur Gaza, di Israel selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel mengumumkan akan menarik ribuan pasukannya dari Jalur Gaza. Pengumuman ini akan menandakan penarikan pasukan signifikan pertama sejak perang pecah bulan Oktober lalu.

Sekutu terdekat Israel yakni Amerika Serikat (AS) meningkatkan tekanannya agar Tel Aviv menurunkan intensitas perang untuk menurunkan jumlah korban sipil. Tapi pertempuran sengit di Kota Khan Younis di selatan Gaza berlanjut.

Israel berjanji untuk terus menekan perang sampai meraih tujuan utamanya yaitu menumpas Hamas. Dalam pernyataannya militer Israel mengatakan lima brigade atau beberapa ribu akan ditarik dari medan pertempuran untuk latihan dan istirahat.

Dalam konferensi pers Senin (1/1/2023) juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari tidak mengungkapkan apakah keputusan ini membawa perang ke tahapan baru. "Tujuan dari perang membutuhkan pertempuran berkepanjangan, dan kami mempersiapkannya," kata Hagari seperti dikutip dari Aljazira, Selasa (1/2/2024).

Pensiunan brigadir jenderal yang bertanggung jawab merencanakan strategi di militer Israel Shlomo Brom mengatakan perubahan tentara mungkin karena tekanan AS dan dapat menjadi sinyal berubahnya cara Israel menggelar perang.

"Perang tidak berhenti, ini awal dari mode operasi yang berbeda," katanya.

Seorang pejabat pemerintah Israel yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan mereka akan menggelar perang dalam tiga tahap. Tahap pertama pengeboman intensif untuk membuka jalur pasukan darat dan mendorong warga sipil evakuasi. Tahap kedua adalah invasi darat yang dimulai pada 27 Oktober.

Dengan tank-tank dan pasukan yang kini menguasai sebagian besar Jalur Gaza. Israel memperkuat kekuasaannya meski kelompok bersenjata masih menyerbu mereka dari terowongan dan bunker tersembunyi. Kini militer Israel memasuki tahapan ketiga.

"Butuh setidaknya enam bulan, dan melibatkan misi pembersihan teroris yang intensif, tidak ada yang membahas mengenai merpati perdamaian yang terbang dari Shujayea," kata pejabat itu, merujuk distrik Gaza yang hancur oleh perang.

Terpisah, pada Senin kemarin AS mengumumkan akan menarik gugus tempur kapal induk dari timur Laut Tengah dan menggantinya dengan kapal serang amphibi yang ditemani kapal perang. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sejauh ini sudah 21.978 orang Palestina tewas dalam serangan Israel.

Pekan lalu militer Israel mengatakan sudah 172 tentara mereka tewas sejak operasi darat pada akhir Oktober lalu. Termasuk 18 orang akibat tembakan dari pasukan Israel sendiri dan 11 orang akibat kerusakan senjata atau peralatan.

Selain di Gaza, militer Israel juga terlibat baku tembak lintas batas dengan Hizbullah di Lebanon. Di aplikasi kirim pesan Telegram, Hizbullah mengatakan tiga pejuangnya tewas di selatan Lebanon. Kelompok yang didukung Iran tidak mengungkapkan bagaimana mereka tewas.

"(Mereka) syahid dalam upaya (pembebasan) Yerusalem," katanya.

Militer Israel mengatakan mereka menembak beberapa target di Lebanon. Termasuk "lokasi militer" tempat Hizbullah beroperasi.

Menurut Hizbullah dan sumber keamanan mengatakan lebih dari 100 pejuang Hizbullah dan hampir dua lusin warga sipil, termasuk anak-anak dan orang tua, telah tewas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement