Kamis 04 Jan 2024 19:15 WIB

Respons Sindiran Arya Wedakarna Soal Jilbab, Pakar: Seseorang Diukur dari Kapasitas

Kesadaran masyarakat terhadap jilbab saat ini sudah semakin tinggi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bali terpilih Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna.
Foto: Screenshot
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bali terpilih Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pakar Hukum Pidana Hibnu Nugroho menekankan bahwa penggunaan jilbab di ranah pekerjaan telah dijamin oleh negara. Buktinya, penggunaan jilbab di sektor pekerjaan strategis seperti TNI/Polri pun sudah bisa dilakukan.

“Sepertinya tidak ada landasan hukum yang mengatur perusahaan ataupun instansi yang melarang jilbab di ranah pekerjaan. Kalau (zaman) dulu mungkin (ada), sekarang sudah tidak bisa lagi,” kata Hibnu saat dihubungi Republika, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga

Pernyataan itu merespons perkataan senator Bali Arya Wedakarna yang ingin wanita bekerja di garis depan itu terbuka rambutnya karena Bali bukanlah Timur Tengah.

Hibnu menjelaskan bahwa saat ini apabila terdapat larangan penggunaan jilbab di ranah pekerjaan, maka hal itu bisa menjadi boomerang bagi yang melarang. Sebab, kata dia, animo dan kesadaran masyarakat terkait jilbab sudah cukup baik. Jilbab pun dinilai bukan menjadi penghambat ataupun penghalang dalam pekerjaan.

Sehingga dia mengatakan, apabila ada pelanggaran hukum yang berkenaan terhadap penolakan jilbab di lingkup pekerjaan, maka sudah pasti hal itu akan menjadi pembicaraan publik yang masif. Karena jika dilihat dari kacamata hukum pun, kata Hibnu, pelarangan jilbab dalam lingkup pekerjaan sama saja melanggar hak asasi manusia (HAM).

“Kalau di era sekarang (ada yang melarang jilbab), bisa langsung viral. Bisa jadi bulan-bulanan warganet. Apalagi media, Republika terutama, sangat concern sekali dengan jilbab,” kata Hibnu.

Hibnu pun menekankan bahwa saat ini tidak ada jenis pekerjaan apapun yang terhalang oleh pekerja yang menggunakan jilbab. Justru di era digitalisasi seperti sekarang, kata dia,  seseorang semakin diukur dari kapasitas atau kemampuan kinerja dan skill.

Sebagaimana diketahui, Senator Bali Arya Wedakarna menjadi sorotan setelah viral potongan video dirinya yang menyinggung soal jilbab yang dikenakan Muslimah. Video tersebut menjadi kontroversial dan menuai kecaman dari warganet.

Dalam video itu, Arya mengatakan tidak ingin ada wanita di bagian frontline yang menggunakan penutup kepala. Dia ingin wanita yang ada di garis depan itu terbuka rambutnya, karena Bali bukanlah Timur Tengah.

Dalam video itu, Arya mengatakan, “Saya nggak mau yang frontline, frontline itu, saya mau yang gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan terbuka. Jangan kasih yang penutup, penutup nggak jelas. This is not Middle East. Enak aja Bali, pakai bunga kek, pakai apa kek,” kata Arya dikutip Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement