Kamis 04 Jan 2024 19:32 WIB

Arab Saudi: Usul Pengusiran Warga Gaza Ide Ekstremis

Hal itu akan membantu Israel mengendalikan Gaza secara militer.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Penduduk kamp pengungsi Al Nusairat dan Al Bureije mengungsi menyusul peringatan Israel akan peningkatan operasi militer di kamp-kamp di Jalur Gaza selatan, 3 Januari 2024.
Foto:

Amerika Serikat (AS) selaku sekutu utama Israel mengkritik keras usulan yang dikemukakan Smotrich dan Ben-Gvir. “AS menolak pernyataan Menteri Israel Smotrich dan Ben-Gvir yang menghasut serta tidak bertanggung jawab. Seharusnya tidak ada pengungsian massal warga Palestina dari Gaza,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller lewat akun X resminya, Rabu (3/1/2024).

Dia menegaskan AS akan tetap memandang Gaza sebagai bagian dari wilayah Palestina. Namun, Washington memang menolak Hamas kembali memerintah di wilayah tersebut. “Kami sudah jelas, konsisten, dan tegas bahwa Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina, dengan Hamas tidak lagi mengendalikan masa depannya serta tidak ada kelompok teror yang dapat mengancam Israel. Itu adalah masa depan yang kami cari, demi kepentingan Israel dan Palestina, kawasan sekitarnya, dan dunia,” ucap Miller.

Belanda dan Jerman pun menolak keras gagasan pengusiran warga Gaza. “Belanda menolak seruan apa pun agar warga Palestina diusir dari Gaza atau pengurangan wilayah Palestina. Hal ini tidak sesuai dengan solusi dua negara di masa depan, yaitu negara Palestina yang bisa hidup berdampingan dengan Israel yang aman,” kata Kemenlu Belanda dalam sebuah pernyataan, Rabu lalu, dikutip Anadolu Agency.

Jerman menyatakan hal serupa dengan Belanda. “Posisi kami jelas: tidak boleh ada pengusiran atau pengurangan wilayah Jalur Gaza,” kata seorang juru bicara Kemenlu Jerman dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA, Rabu.

Jubir Kemenlu Jerman itu menambahkan, negaranya menolak dalam istilah paling kuat, pernyataan yang dibuat Ben-Gvir dan Smotrich tentang pengusiran warga Gaza ke negara lain. Dia menegaskan Jerman meyakini solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement