REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iran mengindikasi dalang dari dua ledakan di makam mantan komandan Korps Garda Revolusi Jenderal Qassem Soleimani pada awal pekan ini merupakan Zionis atau Israel. Dalam pernyataannya Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Indonesia "mengutuk keras tindakan terorisme yang keji dan pengecut di provinsi Kerman."
Kerman merupakan tempat kelahiran dan makam Soleimani, yang menjadi pahlawan nasional Iran. Serangan tersebut menewaskan hampir 100 orang dan melukai hampir 300 lainnya.
"Tindakan kejahatan dan teroris ini menunjukkan betapa besarnya kejahatan dan kekejaman musuh-musuh bangsa Iran dimana mereka dengan pendekatan kekerasan dan kejahatan mencoba untuk mengincar harapan palsu mereka yaitu dapat keluar dari krisis yang mereka buat sendiri," kata Kedutaan dalam pernyataan yang Republika, terima, Jumat (5/1/2024).
Kedutaan menambahkan kejahatan keji ini memperkuat persatuan masyarakat Iran dengan cita-cita Soleimani serta memperkuat solidaritas bangsa besar Iran. Hal ini, kata kedutaan, juga memperdalam permusuhan dan kebencian pihak musuh terhadap Iran.
"Republik Islam Iran dengan akan menggunakan seluruh kapasitas diplomatik, politik, hukum dan internasionalnya untuk mengutuk serangan teroris yang penuh kebencian ini di seluruh dunia dan mengadili para pelaku dan pihak-pihak yang menjadi otak (Intellectual Actors) dibalik serangan ini," kata Kedutaan.
"Sejak awal pembentukan illegal rezim Zionis, teror telah menjadi salah satu alat dan pendekatan Zionis untuk memajukan kepentingan mereka." Kedutaan mengatakan di Tengah kejahatan brutal, tindakan illegal dan serangan mematikan terhadap Gaza, rezim Zionis terus melakukan aksi teroris yang agresif di wilayah Suriah.
Tindakan yang disengaja ini khususnya ditujukan terhadap penasihat militer Iran, yang telah hadir di negara tersebut secara sah dan atas permintaan resmi Pemerintah Suriah sejak beberapa tahun silam. Dimana mereka telah dan terus memainkan peran penting dalam perang melawan terorisme, kekerasan dan ISIS.
"Syahid Seyed Razi Mousavi merupakan penasihat militer senior Iran, yang menjalankan misi untuk mendukung tentara Suriah dalam perang melawan terorisme. Ia menyumbangkan hidupnya dan menjadi syahid ketika tiga roket yang ditembakkan oleh rezim Zionis dari dataran tinggi Golan yang didudukinya," kata Kedutaan.
Aksi keji dan teroris ini merupakan serangan kedua terhadap penasihat militer Iran pada bulan ini setelah serangan serupa yang dilakukan rezim Israel pada tanggal 2 Desember 2023. Serangan sebelumnya juga menyebabkan tewasnya dua penasihat militer Iran bernama Mohammad Ali Atai dan Panah Taghizadeh.
"Kejahatan brutal dan tindakan agresi yang disengaja terhadap penasihat militer Iran pada wilayah teritorial Suriah, yang hadir secara sah dan sesuai permintaan resmi pemerintah Republik Arab Suriah untuk memerangi terorisme, merupakan contoh nyata pelanggaran terhadap HAM dan integritas wilayah Suriah," kata Kedutaan.
"Di sisi lain, tindakan tersebut menunjukkan keinginan rezim Zionis untuk mengganggu perdamaian dan stabilitas kawasan." Dalam pernyataan itu Kedutaan mengatakan rezim Zionis berulang kali melakukan segala bentuk kejahatan dan terus menerus melanggar peraturan dan norma internasional.
Pembunuhan terhadap rakyat dan penasihat militer Iran di provinsi Kerman dan di Suriah juga merupakan contoh dari kebijakan rezim ini selama 75 tahun silam yang menciptakan ketegangan dan menyebarkan konflik dan perang di kawasan Asia Barat. "Republik Islam Iran dengan tegas mengutuk tindakan teroris rezim Israel yang keji dan pengecut ini. Iran juga memiliki hak yang sah dan melekat berdasarkan hukum internasional dan piagam PBB untuk membalas dengan tegas atas tindakan ini pada waktu dan tempat yang tepat yang dianggap perlu," kata kedutaan dalam pernyataan itu.
"Republik Islam Iran menekankan, hak yang melekat pada Republik Arab Suriah berdasarkan hukum internasional untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan sebagai tindakan balasan terhadap serangan teroris dan tindakan agresif rezim Israel terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah negara ini."
Kedutaan mengatakan rezim Israel harus bertanggung jawab atas hilangnya nyawa-nyawa yang tak berdosa. Rezim ini juga harus bertanggung jawab atas kejahatannya terhadap warga dan infrastruktur sipil di Republik Suriah.
Kedutaan mengatakan Republik Islam Iran meminta Sekretaris Jenderal dan Dewan Keamanan PBB untuk mematuhi kewajibannya berdasarkan Piagam PBB dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional dari ancaman kejahatan, agresi dan tindakan teror rezim Israel yang menjadi ancaman serius terhadap perdamaian dan membahayakan keamanan global. "Dikarenakan rezim Zionis ini harus dipaksa untuk mematuhi hukum internasional dan menghentikan kegiatan-kegiatannya yang mengganggu stabilitas di kawasan."