Jumat 05 Jan 2024 15:26 WIB

AS: UNRWA tidak Bertanggung Jawab Hamas Gunakan Infrastruktur Sipil

Sebagian besar sekolah yang dikelola UNRWA juga hancur.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Guru siswa sekolah dasar Palestina, tengah, meneriakkan slogan-slogan saat menghadiri aksi duduk di luar kantor Delegasi Uni Eropa untuk Lebanon, untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina di Gaza, di Beirut, Lebanon, Kamis, (14/12/2023).
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Guru siswa sekolah dasar Palestina, tengah, meneriakkan slogan-slogan saat menghadiri aksi duduk di luar kantor Delegasi Uni Eropa untuk Lebanon, untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina di Gaza, di Beirut, Lebanon, Kamis, (14/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih membela pekerjaan badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) di Gaza. Tapi tetap menegaskan klaim Hamas menggunakan rumah sakit di pemukiman Palestina itu sebagai pusat komando.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, UNRWA melakukan "pekerjaan penting" di Gaza. Hal ini ia sampaikan setelah seorang wartawan menyarankan Washington mempertimbangkan kembali dukungannya pada lembaga PBB tersebut.

Baca Juga

"Anda tidak bisa meminta pertanggung jawab mereka atas kehancuran yang dilakukan Hamas dan cara Hamas menggunakan infrastruktur sipil. Termasuk menjadikan rumah sakit sebagai pusat komando dan pengendalian, untuk menyimpan senjata, untuk menahan para sandera," kata Kirby tanpa memberikan bukti, seperti dikutip Aljazirah, Kamis (4/1/2023).

Sementara itu, di Gaza tengah Israel masih terus melanjutkan pengebomannya. Di kamp pengungsian al-Maghazi terkepung dan dibombardir. Fasilitas apa pun yang dapat membantu pengungsi juga menjadi target serangan termasuk sekolah dan fasilitas kesehatan.

Sebagian besar sekolah-sekolah yang dikelola UNRWA juga hancur. Warga semakin frustrasi karena di satu sisi AS membangun sekolah-sekolah itu tapi membiayai Israel untuk menghancurkannya.

Pola serangan dan pembunuhan terus berlanjut. Pembantaian terhadap warga Palestina belum berhenti sejak invasi Israel 90 hari yang lalu.

Meski Rafah ditetapkan sebagai zona aman tapi daerah perbatasan itu tetap menjadi target serangan. Sejumlah serangan ke Rafah serupa dengan serangan di wilayah utara Gaza. Serangan Israel ke sebuah rumah di Rafah membunuh satu keluarga.

Tidak ada hari tanpa kematian warga Palestina akibat serangan Israel. Mereka yang tidak meninggal karena bom kemungkinan besar meninggal karena situasi kemanusiaan yang mengerikan yang mereka alami. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement