REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rusia menggunakan rudal balistik yang dipasok oleh Korea Utara dalam serangkaian serangan terhadap Ukraina selama libur tahun baru. Gedung Putih pada Kamis (3/1/2024) mengungkapkan Rusia juga sedang membahas kesepakatan persenjataan dengan Iran untuk menambah pasokan.
Transfer peluncur rudal balistik dan beberapa rudal dari Pyongyang terjadi baru-baru ini, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan.
Pada 30 Desember 2023, Rusia meluncurkan setidaknya satu rudal balistik ke wilayah Zaporizhzhia. Rudal tersebut mendarat di lapangan terbuka. Peluncuran lain yang melibatkan beberapa rudal Korea Utara terjadi pada Selasa (2/1/2024).
AS masih menganalisis dampak dari peluncuran rudal yang terjadi pada Selasa. Namun, pemerintahan Biden yakin bahwa Rusia dan Korea Utara akan belajar dari peluncuran tersebut, dan Rusia kemungkinan akan melakukan serangan tambahan.
“Ini merupakan peningkatan yang signifikan dan mengkhawatirkan dalam dukungan DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) kepada Rusia,” kata Kirby.
"Kami mengantisipasi bahwa Rusia akan menggunakan lagi rudal-rudal Korea Utara untuk menargetkan infrastruktur sipil Ukraina dan membunuh warga sipil Ukraina yang tidak bersalah.”
Rudal Korut yang ditembakkan Rusia memiliki jangkauan hingga 900 kilometer, menurut Gedung Putih.
Kirby mengatakan Korea Utara terus berupaya untuk mendapatkan peralatan militer canggih dari Rusia sebagai imbalan atas pasokan senjatanya.
Peralatan yang dicari termasuk....