REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Jumlah korban tewas akibat dua bom bunuh diri yang terjadi di Kota Kerman, Iran pada Rabu (4/1/2024) pekan ini bertambah menjadi 91 orang. Dua orang lainnya meninggal dunia di rumah sakit karena luka yang mereka alami.
Kepala Organisasi Darurat Medis di Kerman, Seyyed Mohammad Saberi, mengatakan seorang anak berusia delapan tahun dan seorang pria lansia berusia 60 tahun meninggal di rumah sakit pada Jumat (5/1/2024).
Pihak berwenang sebelumnya menyebutkan 103 orang tewas dalam serangan tersebut, tapi setelah dilakukan penyelidikan oleh para ahli forensik, jumlah korban tewas direvisi menjadi 84 orang. Serangan di Kerman adalah yang paling mematikan sejak Revolusi Islam Iran 1979.
Sebanyak 284 orang lainnya terluka dalam serangan yang terjadi di dekat makam mantan panglima Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), Jenderal Qassem Soleimani itu, ketika ribuan orang tengah berkumpul untuk berziarah memperingati empat tahun wafatnya Soleimani.
Iran pada Jumat menggelar pemakaman massal bagi mereka yang tewas di Kerman, yang turut dihadiri oleh para pejabat senior, termasuk Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Panglima IRGC Jenderal Hossein Salami.
Berbicara di hadapan massa yang menghadiri upacara pemakaman di Kerman, Raisi mengecam Israel karena menyimpan “dendam” terhadap Soleimani.
Dia juga menuduh Israel “menciptakan dan mendukung” kelompok teroris Daesh/ISIS, sebuah pernyataan yang juga dikatakan oleh banyak pejabat senior Iran lainnya dalam beberapa pekan terakhir.
Daesh/ISIS pada Rabu mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan mengatakan lebih dari 300 orang tewas dalam dua bom bunuh diri di Kerman.
Kelompok teroris itu mengidentifikasi kedua pelaku bom bunuh diri itu adalah Omer al-Mohed dan Safiullah Mujahid, yang meledakkan bom rompi mereka di tengah kerumunan.
Banyak korban luka diyakini dalam kondisi kritis dan sedang dalam pengawasan di unit perawatan intensif (ICU), menurut para pejabat kesehatan. Jumlah korban tewas kemungkinan akan terus bertambah.
Dalam laporan awal yang dirilis pada Jumat, Kementerian Intelijen Iran mengonfirmasi bahwa ledakan tersebut adalah bom bunuh diri, dan menyebut bahwa salah satu pelakunya adalah warga negara Tajikistan. Identitas pelaku lainnya masih belum diketahui.
Kementerian tersebut mengatakan setidaknya sembilan orang yang berkaitan dengan serangan tersebut telah ditangkap di enam provinsi di Iran. Beberapa bahan peledak juga ditemukan di tempat persembunyian mereka di Kerman.