Senin 08 Jan 2024 20:27 WIB

Anies Sindir Kepemimpinan Indonesia di Dunia, Ini Fakta yang Sesungguhnya Terjadi

Indonesia terpilih dalam 95 pencalonan keanggotaan organisasi internasional.

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan memaparkan visi misi saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.
Foto: Republika/Putra M Akbar
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan memaparkan visi misi saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan, menyindir kepemimpinan Indonesia di kancah dunia internasional saat ini yang sifatnya hanya menghadiri dan menonton saja. Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, sebaliknya menyebut kepemimpinan Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo justru mendapat pengakuan dunia.

‘’Dunia mengapresiasi Kepemimpinan Indonesia yang selalu menjembatani perbedaan, selalu menghormati prinsip dan selalu menjadi bagian dari solusi permasalahan dunia. Dalam hampir 10 tahun terakhir, rekam jejak diplomasi Indonesia dirasakan di kawasan dan dunia,’’ kata Menlu Retno Marsudi dalam acara Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI (PPTM) 2024 di Gedung Merdeka, Bandung, Senin (8/1/2024).

Menlu Retno Marsudi memberikan sejumlah bukti pengakuan dunia terhadap kepemimpinan Indonesia. Lowy Institute menyebut Indonesia sebagai ‘middle power in Asia’ dengan pengaruh diplomasi dan kekuatan komprehensif yang terus meningkat. Lowy Institute menyebut diplomasi Indonesia memiliki pengaruh tertinggi di Asia Tenggara tahun 2023.

Chatham House juga mengakui Indonesia sebagai kekuatan penyeimbang penting di Asia. Kepemimpinan Indonesia diakui dunia, termasuk dalam menavigasi negara-negara Asia Tenggara selama memegang amanah sebagai Ketua ASEAN 2023.

Pada 1 Januari lalu, kata Retno, salah satu penulis di The Strait Times ikut menyuarakan pengakuan serupa. Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 dinilainya sangat menonjol karena mampu menavigasi ASEAN melewati lanskap geopolitik yang penuh tantangan. 

Sang penulis menyebut kepemimpinan Indonesia di kawasan sangat berperan dalam mencegah Balkanisasi ASEAN sebagai sebuah organisasi kawasan. ‘’Dari berbagai pandangan tersebut, jelas bahwa Indonesia adalah salah satu pemain utama di kawasan dan global, bukan sebagai penonton,’’ ujar Retno.

Pada 2019, Indonesia sukses menginisiasi peluncuran ASEAN Outlook on the Indo-Pasifik (AOIP) sebagai grand design kerja sama yang konkret dan inklusif. Di bawah kepemimpinan Indonesia, AOIP menjadi rujukan utama kerja sama dan kolaborasi yang berkontribusi pada stabilitas dan perdamaian kawasan. 

Keberhasilan kepemimpinan Indonesia di tingkat global telah meningkatkan kepercayaan masyarakat dunia pada Indonesia. Terbukti, kata Retno, Indonesia selama sembilan tahun terakhir ini terpilih dalam 95 pencalonan keanggotaan organisasi internasional yang strategis.

Anies Baswedan sebelumnya menyebut kepemimpinan Indonesia di kancah internasional hanyalah menjadi penonton. Ia mengungkapkan seorang presiden seharusnya menjadi panglima diplomasi dalam sebuah perundingan atau agenda internasional, bukan hanya menghadiri dan menonton.

‘’Presiden jadi panglima diplomasi, bukan hanya menjadi penonton, datang ke sana membawa ini agenda selatan-selatan,’’ kata Anies di Debat Capres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement