REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Luar Negeri menyarankan seluruh warganya untuk menunda perjalanan yang tidak penting ke Yaman.
Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam keterangan pers yang diterima di Kuala Lumpur, Sabtu (13/1/2024), mengatakan Kedutaan Besar Malaysia di Muscat sedang memantau dengan cermat perkembangan terkini di Yaman. Pemantauan dilakukan setelah serangan udara yang dipimpin pasukan militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang menargetkan wilayah Houthi pada 11 Januari 2024.
Kedubes Malaysia, menurut Wisma Putra, terus melakukan kontak dengan warganya yang tinggal di Yaman, yang sebagian besar merupakan pelajar. Kondisi mereka aman dan jauh dari daerah konflik.
Meski demikian, Pemerintah Malaysia mendesak warganya di Yaman untuk waspada dan mengikuti kebijakan tersebut dan melihat perkembangan terkini oleh pemerintah setempat.
Kelompok Houthi Yaman pada Jumat mengumumkan bahwa pasukan Amerika Serikat dan Inggris telah meluncurkan 73 serangan ke Yaman, yang menewaskan lima pejuang Houthi. AS dan Inggris, dalam rangka mendukung kelanjutan kejahatan Israel di Gaza, telah melancarkan agresi brutal terhadap Yaman dengan meluncurkan 73 serangan, kata juru bicara Houthi, Yahya Saree dalam sebuah pernyataan.
Saree mengatakan bahwa serangan tersebut menyasar ibu kota Sana’a serta wilayah kegubernuran Hodeidah, Taiz, Hajjah dan Saada. Militer AS dan Inggris melancarkan serangan rudal yang menyasar kelompok Houthi Yaman pada Jumat pagi.