REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ratusan ribu orang turun ke jalan dan berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa mendukung Palestina di London, Inggris, Sabtu (13/1/2024). Itu merupakan aksi massa ketujuh yang digelar di London sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Unjuk rasa tersebut diinisiasi dan dimotori oleh kelompok Palestine Solidarity Campaign (PSC). Mereka memuji dan mengapresiasi warga yang berpartisipasi dalam aksi pada Sabtu.
"Ini salah satu kampanye politik terbesar dan berkelanjutan dalam sejarah Inggris," kata PSC, dilaporkan Anadolu Agency.
Dalam aksinya, massa bergerak dari persimpangan Bank di Kota London, lalu melintasi Fleet Street dan Victoria Embankment menuju Parliament Square. PSC memperkirakan 250 ribu orang berpartisipasi dalam pawai pro Palestina tersebut.
Berbeda dengan aksi sebelumnya, dalam unjuk rasa terbaru, banyak warga yang mengusung poster berisi dukungan untuk Afrika Selatan (Afsel). Negara tersebut diketahui membawa kasus dugaan genosida Israel di Gaza ke Mahkamah Internasional (ICJ) yang berbasis di Den Haag, Belanda.
"Kasus Afsel terhadap Israel selaras dengan kami, dan kami di sini untuk menuntut keadilan bagi semua orang yang menghadapi ketidakadilan, baik di Gaza, Yaman, atau di mana pun," ujar seorang peserta aksi.
Sebagian peserta aksi memang turut membawa poster bertuliskan "Lepaskan Yaman". Inggris dan Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan serangkaian serangan udara ke beberapa wilayah di Yaman pada Kamis (12/1/2024) lalu.
Mereka membidik fasilitas-fasilitas milik kelompok Houthi. AS dan Inggris mengatakan serangan tersebut merupakan respons karena Houthi terus mengancam akan melanjutkan serangannya terhadap kapal-kapal dagang yang melintasi Laut Merah.