Selasa 16 Jan 2024 23:36 WIB

Qatar Desak Solusi Diplomatik Atasi Konflik di Laut Merah

Konflik di Laut Merah terus menunjukkan eskalasinya.

Rep: Kamran Dikarma / Red: Nashih Nashrullah
foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Inggris  rudal Sea Viper ditembakkan di Laut Merah pada Rabu, (10/1/2024
Foto: UK Ministry of Defence via AP
foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Inggris rudal Sea Viper ditembakkan di Laut Merah pada Rabu, (10/1/2024

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA — Qatar mendesak pihak-pihak terkait untuk mengupayakan solusi diplomatik atas konflik di Laut Merah di tengah serangan udara Amerika Serikat dan Inggris terhadap kelompok Houthi di Yaman.

“Kami selalu lebih memilih diplomasi dibandingkan penyelesaian secara militer," kata Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Baca Juga

Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara yang menyasar sejumlah lokasi kelompok Houthi di beberapa kota di Yaman. Gempuran itu merupakan balasan atas serangan-serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah.

Serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah telah menyebabkan perusahaan-perusahaan logistik terpaksa menggunakan rute alternatif yang lebih panjang dan mahal di sekitar Afrika, yang menimbulkan kekhawatiran akan inflasi dan gangguan rantai pasokan.

Houthi mengatakan serangan mereka terhadap kapal-kapal yang diyakini memiliki hubungan dengan Israel bertujuan untuk menekan Tel Aviv agar menghentikan pembantaian maut yang dilancarkannya di Jalur Gaza.

“Kita perlu mengatasi masalah yang sesungguhnya, yaitu Gaza, sehingga segala sesuatunya dapat dihentikan,” kata Al Thani.

“Kita tidak boleh hanya fokus pada konflik-konflik kecil, kita harus fokus pada konflik utama di Gaza dan segera setelah konflik tersebut mereda, saya yakin konflik lainnya juga akan mereda.”

Kelompok Houthi mengatakan, serangan militer Amerika Serikat (AS) yang membidik fasilitas milik mereka di Yaman tidak efektif. Houthi menyatakan siap terlibat pertempuran terbuka dengan Negeri Paman Sam.

“Kami memberi tahu Amerika bahwa agresi Anda terhadap Yaman akan gagal. Kami akan menghadapi agresi AS dengan sekuat tenaga, dan mereka akan meninggalkan kawasan ini dalam keadaan kalah,” kata Ali al-Qahoum, anggota Biro Politik Houthi, dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency, Senin (15/1/2024).

“(Houthi) bersiaga untuk terlibat dalam pertempuran terbuka melawan Amerika,” kata al-Qahoum.

Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya

Dia mengatakan, serangan Amerika Serikat ke Yaman belum memberikan dampak. Namun, al-Qahoum menegaskan bahwa tindakan Washington telah melanggar hukum internasional dan kedaulatan Yaman. “Amerika akan menyesali agresi mereka dan akan menanggung akibatnya,” ucapnya.

“(Houthi) bersiaga untuk terlibat dalam pertempuran terbuka melawan Amerika,” kata al-Qahoum.

Dia mengatakan, serangan Amerika Serikat ke Yaman belum memberikan dampak. Namun, al-Qahoum menegaskan bahwa tindakan Washington telah melanggar hukum internasional dan kedaulatan Yaman. “Amerika akan menyesali agresi mereka dan akan menanggung akibatnya,” ucapnya.

photo
Sejarah Perlawanan Palestina - (Republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement