Rabu 17 Jan 2024 14:23 WIB

Populasi China Turun Dua Tahun Berturut-turut

Penurunan populasi akan berdampak pada potensi pertumbuhan ekonomi China.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
 Warga dengan anak-anak dan balita mereka bermain di lapangan hijau di luar mal yang dibuka kembali di Beijing, Ahad, 4 Desember 2022. Populasi Cina kembali turun.
Foto:

Data terbaru menunjukkan kekhawatiran perekonomian terbesar kedua di dunia itu akan semakin melemah karena semakin sedikit pekerja dan konsumen. Sementara biaya perawatan orang lanjut usia dan jaminan hari tua semakin menekan pemerintah daerah.

Berdasarkan penghitungan PBB tahun lalu India melampaui China sebagai negara populasi terbesar di dunia. Hal ini memicu lebih banyak perdebatan mengenai relokasi sejumlah rantai pasokan China ke pasar lain, terutama karena ketegangan geopolitik yang diakibatkan renggangnya hubungan Beijing dan Washington.

Pakar PBB mengatakan dalam jangka panjang populasi China dapat menyusut menjadi 109 juta orang pada tahun 2050, tiga kali lipat lebih rendah dari prediksi sebelumnya yang disampaikan pada 2019. Pada 2023 populasi China berusia 60 tahun ke atas mencapai 296,97 juta orang atau sekitar 21 persen dari total populasinya, naik dibandingkan 2022 yang sebanyak 280,04 juta orang.

Angka kematian China tahun 2023 sekitar 7,87 kematian per 1.000 orang. Lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sekitar 7,37 kematian per 1.000 orang.

Populasi usia pensiun, 60 tahun ke atas, negara itu diperkirakan akan naik lebih dari 400 juta orang pada tahun 2035, lebih banyak dari seluruh populasi Amerika Serikat (AS) saat ini yang sebanyak 280 juta orang.

Lembaga Akademi Ilmu Pengetahuan China yang dikelola pemerintah melihat dana pensiun akan kehabisan uang pada tahun 2035. Petani di Provinsi Gansu, Zhu Guoping yang berusia 57 tahun mengatakan pendapatan tahunannya sekitar 20 ribu yuan atau 2.779 dolar AS, membuat keluarganya hanya memiliki sedikit tabungan.

Ia akan menerima 160 yuan atau setara dengan 22 dolar AS per bulan saat berusia 60 tahun. "Uangnya jelas tidak cukup, mungkin anak-anak kami dapat memberikan bantuan di masa depan," katanya.

Tingginya biaya pendidikan dan penitipan anak membuat banyak pasangan China menunda memiliki anak. Sementara ketatnya pasar lapangan kerja mendorong perempuan enggan berhenti bekerja .

Demografer mengatakan diskriminasi....

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement