Demografer mengatakan diskriminasi gender dan ekspektasi tradisional pada perempuan China sebagai pengasuh di keluarga memperburuk masalah ini. Tahun lalu Presiden Xi Jinping mengatakan perempuan harus menceritakan "kisah tradisi keluarga yang baik."
Ia menambahkan perlunya "memelihara budaya pernikahan dan pengasuhan anak dengan aktif." Xi menghubungkannya dengan pembangunan nasional.
Pemerintah daerah telah mengumumkan berbagai langkah untuk mendorong kelahiran anak termasuk potongan pajak, cuti melahirkan yang lebih panjang dan subsidi perumahan.
Namun, kata sebuah lembaga kebijakan di Beijing, banyak dari kebijakan tersebut belum diimplementasikan karena dana yang tidak mencukupi dan kurangnya motivasi dari pemerintah daerah. Lembaga itu mendesak adanya skema subsidi keluarga nasional yang terpadu.
Seorang warga Beijing Wang Weidong, 36 tahun, yang bekerja di sebuah perusahaan internet, mengatakan ia dan istrinya enggan untuk memiliki anak kedua.
"Masyarakat tidak akan memiliki anak karena insentif ini. Insentif tersebut adalah tambahan, bukan akar penyebabnya. Jadi saya rasa akan lebih sulit untuk membalikkan tren ini," kata Wang.