Rabu 17 Jan 2024 20:27 WIB

26 Organisasi Internasional Kritik Serangan Militer AS ke Yaman

Yaman sedang alami krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Citra satelit pada hari Jumat 12 januari 2024 yang disediakan oleh Maxar Technologies menunjukkan kerusakan akibat serangan udara di situs radar di Bandara Sanaa di Yaman. Pemberontak Houthi di Yaman telah bersumpah akan melakukan pembalasan sengit atas serangan Amerika dan Inggris terhadap mereka, sehingga semakin meningkatkan prospek konflik yang lebih luas di wilayah yang sudah dilanda perang Israel di Gaza
Foto:

Pada Senin (15/1/2024) lalu, kapal kargo jenis bulker bernama Gibraltar Eagle yang dimiliki dan dioperasikan AS diserang menggunakan rudal oleh Houthi. Saat itu, kapal saat sedang berlayar di Teluk Aden.

Operator kapal Gibraltar Eagle, Eagle Bulk Shipping, mengungkapkan, Gibraltar Eagle terhantam proyektil tak dikenal. Kapalnya sedang berlayar 100 mil dari Teluk Aden kala itu.

"Akibat hantaman tersebut, kapal itu mengalami kerusakan ringan pada ruang kargo, tapi stabil dan sedang menuju keluar dari area tersebut," kata Eagle Bulk seraya menambahkan bahwa Gibraltar Eagle membawa muatan produk baja.

Serangan rudal ke Gibraltar Eagle merupakan balasan Houthi atas serangan militer AS dan Inggris ke Yaman. Houthi telah bertekad memperluas sasarannya di wilayah Laut Merah dengan mencakup kapal-kapal AS.

Mereka pun telah menyatakan siap terlibat pertempuran terbuka dengan Negeri Paman Sam. Sejak pertengahan 19 November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan serangan rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah.

Houthi mengeklaim mereka hanya membidik kapal-kapal milik atau menuju pelabuhan Israel. Serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina.

Sejak Houthi aktif menyerang kapal-kapal di Laut Merah, sejumlah perusahaan kargo memutuskan untuk menghindari wilayah perairan tersebut. Perubahan jalur laut dengan menghindari pelayaran melintasi Laut Merah dapat menyebabkan penundaan pengiriman kargo dan memicu kenaikan ongkos pengiriman.

Hal itu karena Laut Merah merupakan jalur terpendek antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez. Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement