Selasa 23 Jan 2024 15:18 WIB

Warga Gaza Terserang Penyakit Akibat Krisis Air Bersih

Ada 400 warga terkena penyakit baik kulit, diare, pernapasan dan penyakit lainnya.

Rep: Muhyiddin/ Red: Gita Amanda
Warga Palestina yang terluka akibat pemboman Israel di Jalur Gaza. Banyak warga yang juga mulai terkena penyakit akibat kekurangan air bersih.
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Warga Palestina yang terluka akibat pemboman Israel di Jalur Gaza. Banyak warga yang juga mulai terkena penyakit akibat kekurangan air bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang masih berada di Gaza, Fikri Rofiul Haq, mengatakan sampai saat ini air bersih menjadi salah satu krisis utama di Jalur Gaza. Berdasarkan data dari Otoritas Gaza, ada 400 warga yang terkena penyakit baik kulit, diare, pernapasan, dan penyakit lainnya akibat kekurangan air bersih. 

"Saat ini truk-truk yang masuk ke Gaza masih dibatasi. Kurang dari 100 truk setiap harinya yang bisa memasuki Jalur Gaza, tapi ini jauh dari cukup karena Jalur Gaza membutuhkan setidaknya 1.000 truk bantuan untuk menangani berbagai krisis, seperti krisis pangan, air bersih dan tempat tinggal,” ujar Fikri dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (23/1/2024).

 

Dia memgatakan, zionis Israel telah memblokade Gaza selama 17 tahun sejak 2006. Semua yang masuk ke Gaza dikontrol dan diatur Zionis Israel, sehingga tidak mudah mengirim bantuan ke Jalur Gaza. Kondisi ini semakin memburuk sejak serangan Israel ke Jalur Gaza 7 Oktober 2023 lalu.

 

Sejak Jumat (12/1/2024) lalu, MER-C sendiri setiap harinya telah menyalurkan bantuan 2.000 liter air bersih untuk warga Palestina di dua sekolah tempat pengungsian di Gaza Selatan. Bantuan ini dibagikan secara gratis, yang disediakan MER-C dari amanah masyarakat Indonesia melalui program MER-C yang ada di Jalur Gaza.

 

“Saat ini selain kami membuat program makanan cepat saji, toilet darurat dan pakaian hangat untuk anak-anak kecil, kami juga Alhamdulillah setiap harinya, insya Allah, akan membagikan 2.000 liter air minum per hari untuk para pengungsi yang ada di dua sekolahan tempat kami berada,” ucap dia.  

 

Saat ini, kata dia, total ada sekitar 1.800 warga yang mengungsi dan lebih dari 100 warga luka-luka yang ada di dua sekolahan tempat mereka mengungsi. “Alhamdulillah antusias warga sangat senang sekali, banyak dari mereka datang langsung untuk mengambil air minum ini,” kata Fikri.

 

Baru-baru ini, MER-C juga membagikan paket makanan berupa telur dan kentang untuk sekitar 1.800 pengungsi di Gaza Selatan. Bantuan makanan ini dibagikan oleh dua relawan MER-C, yang dalam proses pengolahan serta pembagiannya dibantu relawan lokal.

 

Saat ini serangan Israel ke Jalur Gaza masih terus berlanjut. Fikri mengatakan, drone dan pesawat tempur Israel terus melintas di wilayah tempat mereka mengungsi, bahkan tak jarang Israel juga menyasar lokasi yang cukup dekat dengan pengungsian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement