Kamis 25 Jan 2024 20:50 WIB

Houthi Minta Staf Asal AS dan Inggris Tinggalkan Yaman dalam Sebulan, PBB Bakal Manut?

Houthi minta warga AS dan Inggris yang kerja buat PBB tinggalkan Yaman dalam sebulan.

Pejuang Houthi menghadiri unjuk rasa dukungan untuk Palestina di Jalur Gaza dan menentang serangan AS di Yaman di luar Sanaa pada Senin, 22 Januari 2024.
Foto: AP Photo
Pejuang Houthi menghadiri unjuk rasa dukungan untuk Palestina di Jalur Gaza dan menentang serangan AS di Yaman di luar Sanaa pada Senin, 22 Januari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menanggapi tuntutan Houthi yang meminta agar warga AS dan Inggris yang bekerja untuk PBB dan organisasi kemanusiaannya meninggalkan Yaman dalam sebulan. Juru Bicara Stephane Dujarric mengatakan bahwa badan internasional tersebut telah menerima komunikasi "dari otoritas de facto," yang merujuk pada kelompok Yaman.

"Yang perlu dikatakan adalah bahwa permintaan atau persyaratan apapun agar staf PBB pergi hanya karena kewarganegaraan staf tersebut tidak sejalan dengan kerangka hukum yang berlaku di PBB," kata Dujarric kepada wartawan pada Rabu (25/1/2024).

Baca Juga

"Hal itu juga menghambat kemampuan kami untuk melaksanakan mandat untuk membantu seluruh rakyat di Yaman dan kami menyerukan kepada semua pihak berwenang di Yaman untuk memastikan bahwa staf kami dapat terus menjalankan fungsinya atas nama PBB," katanya.

Juru bicara itu mencatat bahwa semua staf PBB bekerja secara tidak memihak dan mengabdi kepada PBB. Beberapa media sebelumnya melaporkan bahwa pihak berwenang di Sanaa memberi tahu koordinator PBB bahwa personel berkewarganegaraan Inggris dan AS memiliki waktu satu bulan untuk meninggalkan negara tersebut.

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement