Senin 29 Jan 2024 11:55 WIB

Dubes Palestina untuk Mesir Curhat Soal Kondisi Pengungsi Gaza yang Memprihatinkan

Untuk memenuhi kebutuhan harian, para pengungsi menanam tanaman bahan dasar makanan.

Dubes Palestina Diab Allouh saat menerima tim BSMI di Kairo, Mesir, Sabtu lalu
Foto: Dok BSMI
Dubes Palestina Diab Allouh saat menerima tim BSMI di Kairo, Mesir, Sabtu lalu

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Duta Besar Palestina untuk Mesir Diab Allouh menyampaikan, kondisi pengungsi asal Gaza di beberapa titik pengungsian memprihatinkan.Menurut Diab, banyak korban perang diungsikan di rumah sakit dan klinik-klinik kecil di sekitar Arish dan Sinai Utara. Dia mengatakan, pihak kedutaan tidak bisa memberi bantuan banyak kapada para pengungsi mengingat sumber daya yang terbatas.

Meski demikian, dubes mengaku kerap mengunjungi pasien dan pengungsi Gaza yang berada di beberapa rumah sakit dan titik-titik pengungsian di Mesir. Dia menjelaskan, banyak pengungsi di pinggir laut yang kesulitan mendapatkan akses air bersih. 

“Untuk memenuhi kebutuhan harian, para pengungsi menanam tanaman bahan dasar makanan di sekitar tenda pengungsian,”ujar dia saat menerima audiensi Tim BSMI di Kairo, Mesir, Sabtu (27/1/2024) lewat keterangan tertulis kepada Republika.

Diab pun berterima kasih kepada masyarakat Indonesia yang terus membantu warga Palestina. Menurut Diab, beberapa bantuan yang diberikan juga disalurkan melalui Kedubes Palestina di Mesir. Diab menjelaskan, bantuan yang disalurkan melalui pihaknya yakni berupa pemanas dan selimut untuk para pengungsi Gaza di El-Arish, Mesir. “Terima kasih kepada Indonesia, juga BSMI atas bantuan yang selama ini diberikan,”kata Diab.

Lebih jauh, dubes menjelaskan, fasilitas publik di Jalur Gaza terbilang lumpuh. Masyarakat pun kesulitan dalam mengakses fasilitas-fasilitas publik seperti bahan bakar, kebutuhan harian, air bersih, listrik dan sebagainya. Tak hanya itu, donasi berupa uang tunai juga sulit diberikan langsung mengingat perputaran dolar dipantau oleh Israel dan Amerika Serikat. Bantuan lain yang sulit masuk ke Gaza adalah ambulans. “Sudah banyak ambulans dari beberapa lembaga yang sampai di Rafah namun masih sulit mendapatkan akses masuk,”kata dia.

Donasi masyarakat Indonesia untuk korban Gaza memang terbilang besar. BSMI menjadi salah satu perhimpunan kemanusiaan yang kerap meluncurkan program untuk warga Gaza yang menjadi korban aksi genosida Israel. Sekretaris Jenderal BSMI Muhammad Rudi menjelaskan, bantuan yang disalurkan dari rakyat Indonesia melalui BSMI untuk Gaza sudah mencapai Rp 3,5 miliar. Bantuan tersebut disalurkan sejak agresi militer Israel dilancarkan pada Oktober lalu. Ada beberapa jenis bantuan yang disalurkan dari makanan jadi, obat-obatan, perlengkapan medis, ambulans, hingga bantuan tunai. 

BSMI juga sedang berencana untuk menggalang bantuan untuk pembangunan rumah sakit lapangan di Gaza. Rumah sakit lapangan tersebut juga merupakan permintaan langsung dari  pihak Kementerian Kesehatan Mesir. Menurut Rudi, BSMI berupaya bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan lainnya di Indonesia untuk mewujudkan rumah sakit lapangan tersebut. Tak hanya itu, BSMI juga masih menyiapkan program pasca perang, salah satunya yakni beasiswa untuk dokter-dokter Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement