Senin 29 Jan 2024 17:14 WIB

Iran Bantah Ditekan Cina Soal Serangan Houthi di Laut Merah

Serangan Houthi menaikan biaya asuransi dan pengiriman barang dari Asia ke Eropa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Iran membantah laporan yang mengklaim Cina menekan Iran untuk menghentikan serangan Houthi ke kapal-kapal komersial di Laut Merah. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/SUEZ CANAL
Iran membantah laporan yang mengklaim Cina menekan Iran untuk menghentikan serangan Houthi ke kapal-kapal komersial di Laut Merah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran membantah laporan yang mengeklaim Cina menekan Iran untuk menghentikan serangan Houthi ke kapal-kapal komersial di Laut Merah. Serangan-serangan tersebut mengganggu lalu lintas perdagangan global yang diduga juga berdampak pada kapal-kapal Cina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan klaim tersebut "pada dasarnya" salah. Ia juga tidak tahu dari mana klaim tersebut berasal. Ia menekankan Kementerian Luar Negeri Cina juga membantah klaim itu.

"Republik Islam Iran dan Cina, sebagai dua negara yang mendukung konvergensi dan pembangunan bersama, selalu menyatakan komitmen kami untuk menegakkan keadilan regional dan internasional, menyelesaikan konflik secara damai, dan melawan ketegangan baru," kata Kanani di Teheran seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (29/1/2024).

Houthi yang menguasai banyak wilayah di Yaman mengatakan serangan-serangan itu sebagai bentuk solidaritas pada rakyat Palestina yang dibombardir Israel di Gaza. Presiden Cina Xi Jinping menyerukan gencatan senjata dan diakhirnya "hukuman kolektif" terhadap rakyat Palestina.

Pada Jumat (26/1/2024) lalu kantor berita Reuters mengutip empat sumber Iran yang mengatakan pemerintah Cina meminta Iran untuk membantu menghentikan serangan kelompok Houthi di Laut Merah jika tidak akan beresiko pada hubungan perdagangan kedua negara.

Sumber-sumber Iran mengatakan diskusi mengenai serangan Houthi dan perdagangan Iran dan Cina diangkat pada beberapa pertemuan di Beijing dan Teheran. Mereka menolak memberikan detail kapan dan siapa saja yang menghadiri pertemuan tersebut.

"Pada dasarnya Cina mengatakan 'bila kepentingan kami terganggu dalam bentuk apa pun, maka akan berdampak pada bisnis kami dengan Iran. Jadi beritahu Houthi untuk menahan diri'," kata salah satu sumber Iran yang mendapat pengarahan mengenai pertemuan antara dua negara tersebut, Kamis (25/1/2024) lalu, dikutip laman Reuters.

Serangan-serangan Houthi menaikan biaya asuransi dan pengiriman barang dari Asia ke Eropa. Sebab mengganggu rute perdagangan penting yang banyak digunakan kapal-kapal dari Cina.

Namun empat sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan pejabat pemerintah Cina tidak memberikan komentar atau ancaman khusus mengenai bagaimana hubungan perdagangan Beijing dengan Iran dapat terpengaruh jika kepentingannya dirusak serangan Houthi.

Sementara Cina merupakan mitra dagang terbesar Iran selama beberapa dekade terakhir. Hubungan perdagangan mereka timpang berat ke Cina. Contohnya berdasarkan data perusahaan analisa perdagangan Kpler tahun lalu kilang minyak Cina adalah pembeli 90 persen minyak mentah Iran. Setelah sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS) membuat banyak konsumen Iran menjauh sementara perusahaan-perusahaan Cina mendapatkan banyak diskon yang menguntungkan.  

Pada Rabu (24/1/2024) lalu surat kabar the Financial Times melaporkan upaya AS meminta Cina mendesak Teheran untuk mengendalikan Houthi di Yaman tidak membuahkan hasil. Dalam laporannya surat kabar AS tersebut mengatakan tiga bulan terakhir Washington berulang kali mengangkat masalah ini dengan pejabat tinggi Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement