Selasa 30 Jan 2024 15:25 WIB

Jepang - Jerman Sepakati Perjanjian Pembagian Pasokan Militer

Kedua pemerintah memulai negosiasi perjanjian tersebut pada September 2023.

Foto selebaran yang disediakan oleh Bundeswehr menunjukkan pesawat Bundeswehr sebelum lepas landas untuk operasi evakuasi militer di Al-Azraq, Yordania,  Ahad (23/4/2023) (diterbitkan Senin (24/4/2023). Pemerintah Jerman telah mulai mengevakuasi warga Jerman dari Sudan, karena bentrokan bersenjata berat antara militer dan kelompok paramilitay saingan telah terjadi di Khartoum dan bagian lain Sudan sejak 15 April 2023. Evakuasi sedang dikoordinasikan dengan pemerintah Yordania.
Foto: EPA-EFE/BUNDESWEHR
Foto selebaran yang disediakan oleh Bundeswehr menunjukkan pesawat Bundeswehr sebelum lepas landas untuk operasi evakuasi militer di Al-Azraq, Yordania, Ahad (23/4/2023) (diterbitkan Senin (24/4/2023). Pemerintah Jerman telah mulai mengevakuasi warga Jerman dari Sudan, karena bentrokan bersenjata berat antara militer dan kelompok paramilitay saingan telah terjadi di Khartoum dan bagian lain Sudan sejak 15 April 2023. Evakuasi sedang dikoordinasikan dengan pemerintah Yordania.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO --J epang dan Jerman pada Senin (29/1/2024), menyepakati pakta militer untuk memfasilitasi pertukaran pasokan dan dukungan logistik, saat kedua negara bertujuan untuk memperkuat hubungan pertahanan dalam menghadapi keagresifan maritim Cina di kawasan Indo-Pasifik.

Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa dan Duta Besar Jerman untuk Jepang Clemens von Goetze menandatangani perjanjian akuisisi dan layanan silang atau ACSA di Tokyo, yang menyederhanakan proses pembagian makanan, bahan bakar, dan amunisi antara Pasukan Bela Diri Jepang dan militer Jerman.

Baca Juga

Perjanjian bilateral tersebut akan mengizinkan penggunaan fasilitas masing-masing pihak selama latihan bersama, tergantung pada persetujuan parlemen Jepang. Karena Jerman tidak memerlukan prosedur domestik, menurut seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang.

Kamikawa mengatakan pada Goetze bahwa perjanjian baru itu akan memungkinkan Jepang dan Jerman untuk "secara proaktif berkontribusi terhadap perdamaian dan keselamatan komunitas internasional" bersama-sama. Kedua pemerintah memulai negosiasi perjanjian tersebut pada September dan secara prinsip menyetujuinya bulan lalu, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.

Tokyo dan Berlin telah meningkatkan kerja sama keamanan mereka dalam beberapa tahun terakhir, seperti latihan bersama, mengakui bahwa keamanan Asia dan Eropa tidak terpisah di tengah meningkatnya kekuatan militer China dan invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022. Jerman menjadi mitra ACSA ketujuh Jepang setelah AS, Australia, Inggris, Kanada, Prancis, dan India.

sumber : Antara, kyodo
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement