Kamis 01 Feb 2024 20:37 WIB

Proyek Restorasi Piramida Giza oleh Pemerintah Mesir Tuai Kritik 

Proyek restorasi hendak dilaksanakan Mesir bekerja sama dengan Jepang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Inisiatif Pemerintah Mesir untuk merestorasi Menkaure, satu dari tiga piramida di Giza, dengan membalutnya dengan batu granit menuai kritik publik, (ilustrasi)
Foto: AP/Amr Nabil
Inisiatif Pemerintah Mesir untuk merestorasi Menkaure, satu dari tiga piramida di Giza, dengan membalutnya dengan batu granit menuai kritik publik, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Inisiatif Pemerintah Mesir untuk merestorasi Menkaure, satu dari tiga piramida di Giza, dengan membalutnya dengan batu granit menuai kritik publik, termasuk dari kalangan ahli. Proyek restorasi itu hendak dilaksanakan Mesir bekerja sama dengan Jepang. 

Proses pengerjaan restorasi diperkirakan akan berlangsung selama tiga tahun. Ketua Dewan Purbakala Tertinggi Mesir, Mostafa Waziri, telah membagikan video di akun Facebook-nya yang memperlihatkan proses awal restorasi mulai dilakukan. Dalam video tersebut, sejumlah pekerja menggali pasir dari bagian dasar Menkaure yang tampaknya sudah dilapisi granit. “Proyek Abad Ini dan pemasangan kembali balok granit Piramida Ketiga, Misi Mesir-Jepang,” tulis Waziri, dikutip laman Middle East Monitor, Rabu (31/1/2024).

Baca Juga

Waziri menjelaskan, restorasi Piramida Menkaure akan dilakukan sedemikian rupa. Tujuannya agar wisatawan dapat melihat struktur berusia hampir 5.000 tahun itu seperti yang terlihat pada zaman kuno. Saat pertama kali dibangun, piramida-piramida di Giza konon terbungkus granit. Namun seiring ribuan tahun berlalu, mereka kehilangan sebagian pelapisnya. 

Banyak warga Mesir telah menyuarakan kritik atas proyek restorasi Menkaure. Para ahli pun menyampaikan kekhawatiran mereka terkait proyek tersebut. “Kapan kita akan menghentikan absurditas dalam pengelolaan warisan Mesir? Mengganggu sifat monumen dapat menyebabkan masalah nyata dan kerusakan besar,” ujar seorang Egyptologist, Monica Hanna, ketika diwawancara Independent Arabia. 

Sementara itu Salima Ikram, seorang Egyptologist di American University di Kairo, percaya bahwa proyek restorasi tersebut dapat berhasil. “Selama batu yang digunakan adalah batu yang ditemukan di sekitarnya, dan tidak menambahkan batu baru yang bukan milik piramida,” ucapnya.

Ahli Mesir Kuno dan mantan menteri barang antik Zahi Hawass mengatakan kepada Al-Ahram Weekly bahwa mendokumentasikan reruntuhan Piramida Menkaure adalah ide bagus yang harus dilakukan oleh komite ilmiah, termasuk para ahli dalam masalah tersebut. “Namun saya menyarankan untuk tidak memindahkan salah satu blok selubung Piramida yang jatuh dari lokasinya saat ini dan menjaga karakter Piramida seperti yang sudah ada selama berabad-abad,” kata Hawass.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement