Jumat 02 Feb 2024 13:00 WIB

Tahanan Palestina yang Dibebaskan Israel Alami Penyiksaan

Tahanan dibebaskan lewat perlintasan komersial Karm Abu Salem atau Kerem Shalom.

Warga Palestina yang mengungsi memegang panci dan ember kosong saat menunggu menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza Selatan, (25/1/2024).
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Warga Palestina yang mengungsi memegang panci dan ember kosong saat menunggu menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza Selatan, (25/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Otoritas Israel pada Kamis (1/2/2024) membebaskan 114 warga Palestina. Termasuk empat wanita, yang ditahan militer Israel selama serangan terbaru mereka di Jalur Gaza.

Wartawan Anadolu mengatakan, 10 dari orang-orang yang dibebaskan, termasuk seorang wanita, segera dibawa ke rumah sakit di kota Rafah karena kondisi kesehatan dan fisik yang buruk hingga membutuhkan perawatan medis. Para tahanan tersebut mengalami patah tulang, terutama di bagian tangan dan kaki mereka, yang tampaknya akibat dari siksaan selama ditahan pasukan Israel.

Baca Juga

Pada leher dan kepala beberapa tahanan didapati gumpalan darah, sementara yang lain mengalami kesulitan bernapas, luka dan cakaran, serta bengkak di tangan, kata wartawan Anadolu di lokasi kejadian saat mereka tiba di rumah sakit. Seorang pejabat Palestina di otoritas perlintasan Gaza mengatakan kepada wartawan Anadolu, para tahanan dibebaskan lewat perlintasan komersial Karm Abu Salem atau Kerem Shalom di Jalur Gaza.

Militer Israel menahan ratusan warga Palestina selama serangan darat di Gaza pada 27 Oktober 2023. Namun, otoritas Israel terus menolak memberikan informasi mengenai keberadaan atau kondisi mereka yang ditahan di Gaza.

Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 27.019 warga Palestina dan melukai 66.139 orang. Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

 

sumber : antara, anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement