Senin 05 Feb 2024 21:28 WIB

Iran Peringatkan Amerika Serikat dan Inggris Agar tak Perparah Situasi di Asia Barat

Amerika Serikat dan Inggris intensifkan serangan ke Yaman.

Rep: Lintar Satria / Red: Nashih Nashrullah
 Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, desak Amerika Serikat dan Inggris berhenti ikut campur
Foto:  AP Photo/Vahid Salemi
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, desak Amerika Serikat dan Inggris berhenti ikut campur

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk tidak memperparah situasi keamanan di kawasan Asia Barat dengan melancarkan serangan ke beberapa negara di tengah konflik di Palestina.

Dalam unggahan di X pada Ahad (2/5/2024), Amirabdollahian menyatakan bahwa ia telah memperingatkan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron pada pertemuan bulan lalu di Swiss bahwa krisis di Asia Barat tidak membutuhkan solusi militer.

Baca Juga

"Anda tak ingin memicu amarah (negara di) Asia Barat. Kami menganggap bahwa keamanan Irak, Suriah, Yaman, dan Palestina (Gaza dan Tepi Barat) sebagai keamanan kawasan," tulis Amirabdollahian.

Pesan tersebut dirilis menyusul puluhan serangan Amerika Serikat dan Inggris ke Yaman dalam upaya kedua negara tersebut untuk memaksa Yaman menghentikan penargetan atas kapal yang terafiliasi dengan Israel yang melintas di perairan regional.

Penargetan kapal tersebut dilakukan sebagai dukungan Yaman atas Palestina dan perjuangan mereka melawan rezim Israel.

Pesan tersebut juga diunggah dua hari setelah Amerika Serikat meluncurkan beberapa serangan yang menyasar Irak dan Suriah sebagai balasan atas serangan mematikan terhadap pos militer Amerika Serikat di Yordania bulan lalu.

Melalui unggahannya di X, Amirabdollahian kembali menyuarakan kecaman keras Iran atas serangan Amerika Serikat  pada Irak dan Suriah serta serangan Amerika Serikat dan Inggris di Yaman.

Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengatakan serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke 36 target di Yaman tidak akan berlalu tanpa tanggapan dan konsekuensi. 

Pentagon mengatakan serangan pada Sabtu (3/2/2024) malam menghantam gudang senjata, peluncur dan sistem rudal dan kapabilitas lain yang Houthi gunakan untuk k melancarkan serangan di Laut Merah.

"Gedung tempat saya tinggal terguncang," kata salah satu warga Kota Sana'a yang dikuasai Houthi, Fatima, Ahad (4/2/2024).

Ia menambahkan sudah bertahun-tahun ia tidak merasakan ledakan sekeras itu di negara yang dilanda perang selama bertahun-tahun. Houthi tidak mengumumkan adanya korban jiwa.

Serangan Yaman bagian dari serangan balasan Amerika Serikat atas serangan drone yang menewaskan tiga tentara Amerika Serikat di Yordania pekan lalu. 

Amerika Serikat menggelar gelombang serangan balasan ke 85 target yang memiliki koneksi dengan Garda Revolusi Iran dan kelompok yang didukungnya di Irak dan Suriah. Dilaporkan serangan itu menewaskan hampir 40 orang.

Serangan-serangan ini dikhawatirkan berpotensi meningkatkan eskalasi konflik yang diperburuk perang Israel untuk menumpas Hamas di Gaza.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement