REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Presiden Polandia Andrzej Duda pada Senin (5/2/2024) mengatakan, Ukraina harus mendapatkan kembali kendali atas semua wilayahnya yang diakui secara internasional, termasuk Krimea, setelah muncul keraguan atas komitmennya pekan lalu. "Saya ingin menekankan hal ini dengan tegas," kata Duda dalam kunjungannya ke Afrika Timur, berbicara dengan Presiden Kenya William Ruto.
Pernyataan Duda pekan lalu menimbulkan keraguan tentang komitmennya untuk mendukung Ukraina dalam perangnya dengan Rusia. Dalam wawancara dengan kanal Zerol pada Jumat (2/2/2024) lalu, Duda ditanya apakah dia yakin Ukraina akan merebut kembali Krimea dari Rusia.
"Saya tidak tahu apakah mereka akan mendapatkan kembali Krimea, tapi saya yakin mereka akan mendapatkan kembali wilayah timur Donetsk dan Luhansk. Krimea juga spesial karena alasan sejarah, karena sebenarnya jika dilihat secara historis, wilayah itu sudah lama di bawah kendali Rusia," katanya.
Polandia, yang merupakan salah satu pendukung utama Kiev sejak perangnya dengan Rusia dimulai pada Februari 2022, kini memiliki pemerintahan baru yang dipilih pada Oktober lalu, setelah partai berkuasa Hukum dan Keadilan (Law and Justice/PiS) menjalankan kampanye pemilu yang sebagian menyerukan dukungan yang lebih terbatas.
Setelah wawancara pada Jumat, Duda memposting pernyataan di X dengan menyebutkan bahwa, serangan Rusia terhadap Ukraina dan pendudukan wilayah Ukraina yang diakui secara internasional, termasuk Krimea (pada 2014), adalah sebuah kejahatan. Ia mengatakan bahwa wawancara pada Jumat berlangsung "biasa saja", sembari menambahkan:
Namun, jika menyangkut posisi kami terkait agresi Rusia terhadap Ukraina dan bagaimana perang ini harus diakhiri, maka yang diperlukan adalah pemulihan hukum internasional. "Ini berarti kembalinya Ukraina ke perbatasan yang diakui secara internasional, untuk mengambil kendali penuh atas wilayah-wilayah Ukraina yang diakui secara internasional, termasuk Krimea. Saya ingin menekankan ini dengan tegas," katanya.
"Rusia tidak bisa memenangi perang ini, karena jika mereka menang, mereka akan menyerang lagi," katanya.