REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan percakapan via telepon dengan Menlu Selandia Baru Winston Peters, Rabu (7/2/2024). Selain membahas isu bilateral, mereka pun sempat membicarakan tentang upaya pembebasan Philips Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang telah ditahan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua selama satu tahun.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Lalu Muhamad Iqbal mengonfirmasi adanya pembahasan tentang pembebasan Mehrtens dalam pembicaraan antara Retno dan Peters.
“Dalam pembicaraan tersebut Menlu Retno menyampaikan upaya pembebasan sandera masih terus dilakukan dengan menekankan upaya persuasif dan menjamin akses kekonsuleran bagi Kedubes Selandia Baru di Jakarta,” kata Lalu dalam keterangannya kepada media.
Pada Selasa (6/2/2024), Duta Besar (Dubes) Selandia Baru untuk Indonesia Kevin Jeffery Burnet menemui Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letnan Jenderal (Letjen) Richard Tampubolon di Timika, Papua Tengah. Burnet datang untuk membahas tentang upaya pembebasan Mehrtens.
Berdasarkan keterangan pers yang dirilis Penerangan Kogabwilhan III, Pemerintah Selandia Baru disebut menyerahkan sepenuhnya kasus penyanderaan dan pembebasan Mehrtens kepada Indonesia.
“Dubes Selandia Baru juga menyampaikan pesan khusus dari Pemerintah Selandia Baru bahwa Selandia Baru mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Tanah Papua,” kata Penerangan Kogkogabwilhan
Dalam pertemuan dengan Dubes Selandia Baru, Letjen Richard menyampaikan prioritas utama operasi adalah memastikan keselamatan Mehrtens. “Kami meyakini hingga saat ini sandera pilot masih dalam kondisi sehat, meskipun ada kesulitan dalam pasokan logistik dan akses terhadap kesehatan,” ujarnya.
Menurut Richard, Mehrtens dijaga ketat oleh KKB dan tinggal bersama masyarakat sipil. Kondisi itu yang membuat TNI sangat berhati-hati dalam mengambil solusi terkait operasi pembebasan.
Richard mengungkapkan, TNI sudah melakukan berbagai pendekatan melalui tokoh-tokoh agama, tokoh adat, termasuk pemerintah daerah. Dia berharap upaya pembebasan Mehrtens dapat dilakukan dengan metode pendekatan lunak.
Mehrtens ditahan oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya. Mehrtens disandera setelah pesawat yang diterbangkannya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023. Kala itu, Mehrtens membawa lima penumpang yang seluruhnya merupakan warga Papua.