Kamis 08 Feb 2024 22:07 WIB

Kapal Fregat Jerman Bergabung dalam Misi Uni Eropa di Laut Merah

Jerman mengirimkan kapal fregat dengan kekuatan pertahanan udara.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
 Foto selebaran yang disediakan oleh Angkatan Darat Iran menunjukkan fregat kelas Admiral Gorshkov dari Angkatan Laut Rusia Admiral Flota Sovetskogo Soyuza Gorshkov (depan) selama latihan militer bersama kapal perang Iran, Rusia dan China di Teluk Oman, selatan Iran,  Jumat (17/3/2023). Iran, China, dan Rusia memulai latihan militer angkatan laut bersama di Teluk Oman pada 17 Maret 2023 selama dua hari, menurut Angkatan Darat Iran.
Foto: EPA-EFE/IRANIAN ARMY
Foto selebaran yang disediakan oleh Angkatan Darat Iran menunjukkan fregat kelas Admiral Gorshkov dari Angkatan Laut Rusia Admiral Flota Sovetskogo Soyuza Gorshkov (depan) selama latihan militer bersama kapal perang Iran, Rusia dan China di Teluk Oman, selatan Iran, Jumat (17/3/2023). Iran, China, dan Rusia memulai latihan militer angkatan laut bersama di Teluk Oman pada 17 Maret 2023 selama dua hari, menurut Angkatan Darat Iran.

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Jerman mengirimkan kapal fregat dengan kekuatan pertahanan udara dalam misi angkatan laut Uni Eropa di  Laut Merah. Operasi yang diluncurkan pada pertengahan Februari mendatang itu digelar untuk melindungi kapal komersial dari serangan-serangan Houthi.

Banyak perusahaan pelayaran yang mengalihkan jalur kapalnya setelah Houthi yang menguasai wilayah terpadat di Yaman menggelar serangan ke kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel dan menuju pelabuhan Israel. Houthi mengatakan aksi mereka bagian dari solidaritas rakyat Palestina yang sedang diserang Israel di Gaza.

Baca Juga

"Kebebasan rute perdagangan di laut merupakan dasar dari industri dan kapabilitas kami untuk membela diri," kata kepala Angkatan Laut Jerman Laksamana Madya Jan Christian Kaack di Berlin, Kamis (8/2/2024).

"Situasi di Laut Merah saat ini sudah mengakibatkan kemacetan pasokan dan memaksa beberapa perusahaan menghentikan operasi mereka," tambahnya.

Ia mengatakan lebih dari 90 persen barang yang tiba di Jerman dan Eropa dikirimkan melalui jalur laut. Pada Desember lalu Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutunya meluncurkan misi untuk berpatroli di Laut Merah untuk meredakan kekhawatiran gangguan pada salah satu jalur perdagangan dunia dapat memukul perekonomian global.

Namun beberapa sekutu AS terutama negara-negara Eropa khawatir dengan rencana itu. Setelah AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke posisi Houthi. Mereka juga tidak nyaman dengan gagasan berada di bawah komando AS.

Prancis, Italia dan Yunani termasuk negara-negara yang akan berpartisipasi dalam misi Uni Eropa yang dinamakan Aspides yang artinya pelindung. Rencananya akan ada tiga kapal yang menggelar misi ini di bawah komando Uni Eropa.

Mereka akan dimandatkan untuk melindungi kapal-kapal komersial dan menghalau serangan tapi tidak terlibat dalam serangan ke Houthi di darat. Kapal fregat Jerman, Hesse akan berangkat dari pelabuhan Wilhelmshaven menuju Laut Merah tapi partisipasinya dalam misi ini masih tergantung pada mandat Uni Eropa dan persetujuan parlemen yang diperkirakan akan diberikan pada akhir Februari.  

Kapal itu dibangun dengan kekuatan pertahanan udara, dilengkapi radar yang dapat mendeteksi target dengan jangkauan hingga 400 kilometer dan rudal yang dapat menembak jatuh target seperti rudal balistik dan drone dengan jangkauan lebih dari 160 kilometer.

"Kami mengharapkan seluruh spektrum serangan langsung dan tidak langsung, yang menjangkau rudal balistik jarak-jauh sampai drone dan kapal yang dikendalikan jarak-jauh dengan mode kamikaze," kata Kaack. n Lintar Satria/Reuters 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement