REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Negara-negara tetangga Israel dan para mediator utama memperingatkan akan adanya bencana dan dampak jika militer Israel melancarkan invasi darat di kota Rafah di Gaza selatan. Para pejabat Gaza mengatakan serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 44 warga Palestina, termasuk lebih dari puluhan anak-anak, di Rafah.
Dikutip dari laman ABC, insiden tersebut terjadi beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan ia telah memerintahkan militer untuk merencanakan evakuasi ratusan ribu orang menjelang invasi. Dia tidak memberikan rincian atau garis waktu apapun.
Pada Sabtu (10/2/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk memobilisasi tentara cadangan dalam persiapan serangan darat di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan. Menurut media lokal Channel 13, Kepala Staf Umum Herzi Halevi mengatakan bahwa militer Israel siap menjalankan misi apa pun.
"Tetapi ada aspek politik yang harus ditangani terlebih dahulu," ujar Halevi.
Seorang pejabat senior Israel, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada media itu bahwa "operasi di Rafah semakin dekat". Sebelumnya, Netanyahu pada Jumat memerintahkan militer untuk mengajukan dua rencana evakuasi penduduk Palestina dari Rafah.