REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara tampaknya sedang melirik teknologi Industri 4.0 seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Korea Utara juga disebut memperluas penerapannya.
Kim Hyuk, peneliti Pusat Studi Nonproliferasi James Martin di Institut Studi Internasional Middlebury, mengatakan dalam sebuah laporan bahwa para peneliti Korut telah menerapkan AI dan pembelajaran mesin. Machine learning (ML) dimanfaatkan di aplikasi sensitif, seperti permainan perang dan pengawasan, serta melanjutkan kolaborasi ilmiah dengan ilmuwan asing hingga saat ini.
"Lingkungan permainan perang yang disusun Korea Utara mungkin merupakan konflik nyata pada tingkatan taktis yang melibatkan senjata artileri," kata Kim dalam laporan yang dipublikasikan oleh 38 North, situs pemantau Korut di Amerika Serikat.
Menurut Kim, mengingat teknologi AI/ML dapat ditransfer melalui cara-cara yang tidak berwujud (intangible), penting untuk memantau aktivitas Korut. Selain itu, langkah-langkah untuk memitigasi potensi risiko sanksi pada sektor akademis dan swasta juga perlu diambil, jika diperlukan.