Selasa 13 Feb 2024 18:34 WIB

Indonesia Turut Mengutuk Keras Serangan Israel ke Rafah

Pejabat Palestina mengatakan Israel menembak 14 rumah dan tiga masjid di Rafah.

Rep: Lintar Satria / Red: Gita Amanda
Pemboman Israel di Rafah, Senin, 12 Februari 2024, menyebabkan wilayah tersebut mengalami kehancuran.
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Pemboman Israel di Rafah, Senin, 12 Februari 2024, menyebabkan wilayah tersebut mengalami kehancuran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republik Indonesia turut mengutuk keras serangan udara Israel ke Rafah. Laporan terakhir menyebutkan jumlah korban jiwa dalam serangan udara Israel ke tempat terakhir pengungsi Gaza mencari perlindungan itu menjadi 67 orang.

"Indonesia mengutuk keras serangan udara ke penampungan warga Gaza di Rafah, yang telah memakan korban jiwa, dan rencana serangan daratnya," kata Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dalam pernyataannya, Selasa (13/2/2024).

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri RI yakin serangan tersebut merupakan bagian dari skenario besar Israel untuk memaksa bangsa Palestina keluar dari tanah mereka dan sekaligus menghilangkan masa depan kemerdekaan Palestina.

Dikutip dari Aljazirah, pejabat Palestina mengatakan Israel menembak 14 rumah dan tiga masjid di Rafah. Namun laporan dari Aljazirah di lapangan setidaknya ada 63 korban jiwa dalam serangan di satu masjid. Dalam pernyataannya Hamas menilai serangan Israel ke Rafah menewaskan lebih dari 100 orang.

"Indonesia sekali lagi mendesak  Dewan Keamanan PBB,  untuk segera bertindak menghentikan  serangan Israel tersebut. Hukum Humaniter Internasional harus ditegakkan," tambah Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataannya.

Sementara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah warga Palestina yang tewas dalam agresi Israel sejak 7 Oktober lalu meningkat menjadi 28.473 orang, termasuk lebih dari 12.300 anak-anak dan sekitar 8.400 wanita.

Sedikitnya 68.146 orang terluka, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 wanita. Lebih dari 11 ribu orang di antaranya berada dalam kondisi kritis dan membutuhkan evakuasi.

"Israel resmi terus mengincar warga sipil dan mengirim perang ke Rafah untuk mendorong populasi pindah dibawah pengeboman," kata Kementerian Luar Negeri Palestina di media sosial X.

"Pembantai terbaru yang dilakukan penjajah bukti keabsahan peringatan internasional dan kekhawatiran adanya bencana yang diakibatkan ekspansi perang ke Rafah," tambah Kementerian Luar Negeri Palestina.

Kementerian Luar Negeri Pakistan, Kementerian Luar Negeri Jepang, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa dan berbagai kepala lembaga PBB serta organisasi kemanusiaan memperingatkan bencana kemanusiaan yang ditimbulkan serangan Israel ke Rafah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement