REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sebuah koalisi sekutu Barat yang dipimpin Latvia berencana mengirimkan 1 juta pesawat nirawak (drone) dalam waktu setahun. Inggris, Jerman, dan Belanda termasuk dalam koalisi tersebut.
“Tugas utama saat ini adalah memasok Ukraina dengan teknologi yang sangat diperlukan ini, juga untuk menyeimbangkan, terutama dalam konteks ketika masih ada kekurangan amunisi,” kata Menteri Pertahanan Latvia Andris Spruds dalam sebuah wawancara di Brussels, Belgia, Kamis (15/2/2024), dilaporkan Bloomberg.
Rencana mengirimkan 1 juta drone muncul ketika Uni Eropa menunda janjinya untuk mengirimkan 1 juta peluru artileri untuk Ukraina. Janji yang seharusnya terealisasi pada Maret mendatang itu ditunda hingga beberapa bulan. Sementara itu di Amerika Serikat (AS), Kongres belum mencapai kesepakatan dan meloloskan paket bantuan untuk Kiev.
Pada Rabu (14/2/2024), Ukraina mengatakan berhasil menghancurkan dan menenggelamkan kapal perang pendarat Rusia di lepas pantai Krimea. Kiev menggunakan drone dalam melancarkan operasi tersebut.
“Angkatan Bersenjata Ukraina, bersama dengan unit intelijen Kementerian Pertahanan, menghancurkan kapal pendarat besar Tsezar Kunikov. Saat serangan terjadi, kapal tersebut berada di perairan teritorial Ukraina dekat Alupka,” kata Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah keterangan yang dirilis lewat akun Telegram-nya.
Kota resor Laut Hitam Alupka terletak tidak jauh dari Yalta, di tepi selatan Krimea yang direbut dan dianeksasi pasukan Rusia dari Ukraina pada 2014. Badan intelijen militer Ukraina, GUR, mengatakan kapal Tsezar Kunikov tampaknya membawa muatan ketika tenggelam. Sebelum diserang, kapal tersebut telah menghabiskan sekitar 10 hari di tempat pemuatan yang digunakan oleh militer Rusia.
Lewat akun Telegram-nya pada Rabu lalu, militer Ukraina merilis rekaman video kasar yang memperlihatkan operasi penyerangan terhadap Tsezar Kunikov. Dalam video tersebut, Ukraina mengerahkan beberapa drone angkatan laut yang bergerak mendekati sebuah kapal besar pada malam hari.
Tak lama kemudian muncul sebuah ledakan besar dari kapal tersebut. Salah satu drone tampaknya menubruk kapal perang tersebut.
Beberapa rekaman di bagian akhir tampak menunjukkan kerusakan besar dengan kapal yang miring ke satu sisi. “Singkatnya, Tsezar Kunikov mengalami kerusakan kritis di sisi kiri kapal dan mulai tenggelam,” kata GUR.
Lokasi dan tanggal pengambilan video yang dirilis militer Ukraina tidak dapat diverifikasi secara independen. Namun dapat terverifikasi bahwa kapal yang diserang drone Ukraina adalah Tsezar Kunikov dari Armada Laut Hitam Rusia. Belum ada komentar langsung dari Rusia terkait penyerangan tersebut.
Drone angkatan laut yang baru dikembangkan sangat penting bagi Ukraina. Sebab mereka sedang mencoba mempersempit kesenjangan besar dalam kemampuan angkatan lautnya dengan Rusia yang memiliki Armada Laut Hitam yang kuat.
Pada Desember tahun lalu, seorang pejabat senior keamanan Ukraina mengungkapkan, mereka telah menghancurkan 20 persen Armada Laut Hitam Rusia. Juru bicara Angkatan Laut Ukraina Dmytro Pletenchuk mengatakan Rusia memiliki lima kapal pendarat besar yang tersisa di Laut Hitam.
Militer Ukraina mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan 25 kapal dan kapal militer Rusia serta satu kapal selam sejak pecahnya perang hingga saat ini. Perang Rusia-Ukraina sudah berlangsung dua tahun, terhitung sejak Februari 2022.