REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan keluarga-keluarga Rusia setidaknya harus melahirkan dua anak untuk ketahanan etnis. Tiga atau lebih untuk tumbuh dan berkembang.
Rusia terpukul cukup keras dalam perangnya di Ukraina dua tahun yang lalu. Tapi Moskow tidak pernah mengungkapkan berapa jumlah tentaranya yang tewas dalam perang itu.
Sementara, ratusan ribu orang meninggalkan Rusia karena menolak perang atau khawatir dipaksa menjadi tentara cadangan. Pada pegawai pabrik tank di wilayah Urals, Putin mengatakan dua anak per keluarga merupakan angka minimal bila Rusia ingin melestarikan identitasnya.
"Bila kami ingin bertahan sebagai kelompok etnis, ya atau sebagai kelompok etnis yang menghuni Rusia, setidaknya harus memiliki dua anak," katanya, Jumat (16/2/2024).
Ia menambahkan bila setiap keluarga hanya memiliki satu anak maka populasi akan menyusut. "Dan untuk bisa tumbuh dan berkembang, anda setidaknya harus memiliki tiga anak," kata Putin.
Putin mendeklarasikan dirinya sebagai pendukung nilai-nilai tradisional berdasarkan keluarga, bangsa dan keimanan Kristen Ortodoks. Selama 24 tahun ia berkuasa kebebasan ekspresi orientasi seksual dan identitas gender ditekan, dan gerakan LGBT dianggap sebagai ekstremis.
Selama dua dekade terakhir Rusia mengalami penyusutan populasi setelah Uni Soviet ambruk. Masalah ini diperparah masalah kronik seperti alkoholisme.
Biro statistik Rusia memperkirakan pada awal 2024 populasi negara itu 146,4 juta orang, turun dari hampir 149 juta 20 tahun sebelumnya. Tetapi, jumlah itu naik dari titik terendah sekitar 143 juta antara 2007 dan 2012.