Sabtu 17 Feb 2024 12:22 WIB

Oposisi Pemerintah Rusia, Alexei Navalny Meninggal di dalam Penjara

Navalny meninggal di usia 47 tahun.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Potret pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang dipenjara dan bunga ditempatkan saat orang-orang berunjuk rasa di dekat kedutaan Rusia untuk Prancis, Jumat, 16 Februari 2024 di Paris.
Foto: AP Photo/Christophe Ena
Potret pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang dipenjara dan bunga ditempatkan saat orang-orang berunjuk rasa di dekat kedutaan Rusia untuk Prancis, Jumat, 16 Februari 2024 di Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Oposisi utama Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexei Navalny pingsan dan meninggal setelah berjalan di penjara di Artik, "Polar Wolf" di mana ia menjalani hukuman seumur hidup. Navalny meninggal di usia 47 tahun.

Ia salah satu oposisi Pemerintah Rusia paling vokal yang melawan kekuasaan Putin. Navalny tewas menjelang pemilihan umum yang akan membawa Putin untuk kembali berkuasa sampai setidaknya tahun 2030.

Baca Juga

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan ia sangat marah dan ikut mengkritik Rusia atas kematian Navalny. Ia menyalahkan sesuatu yang dilakukan Putin dan preman-premannya.

Navalny menjadi terkenal satu dekade yang lalu dengan mendokumentasikan dan mengungkapkan ke publik atas apa yang ia sebut korupsi massal dan kekayaan "penjahat dan pencuri" yang mengusai di Rusia. Tidak ada pemimpin oposisi di Rusia yang memiliki kemampuan seperti Navalny.

Bagi beberapa anak muda perkotaan di Rusia, Navalny menawarkan harapan masa depan alternatif selain Putin, penguasa terlama Rusia sejak Josef Stalin.

Dalam pernyataannya Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Daerah Otonom Yamalo-Nenets mengatakan Navalny merasa tidak enak badan setelah berjalan di koloni hukuman IK-3 di Kharp sekitar 1.900 kilometer dari Moskow. Ia kemudian tiba-tiba pingsan dan meninggal dunia, upaya memulihkan kesadarannya gagal.

Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh mengatakan "hampir tidak ada harapan" ia hidup. Di Konferensi Keamanan Munich, istri Navaly, Yulia mengatakan ia tidak dapat pastikan suaminya meninggal karena "Putin dan pemerintahnya terus-menerus berbohong."

"Namun bila ini benar, saya ingin Putin, seluruh bawahannya, teman-teman Putin, pemerintahnya, tahu mereka akan bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan pada negara kami, keluarga kami, suami saya," katanya.

Kremlin mengatakan Putin sudah diberitahu perihal kematian Navalny. Mantan mata-mata KGB itu terlihat menghadiri pertemuan dengan pegawai di sebuah pabrik di Chelyabinsk, di daerah pegunungan Ural. Ia belum menyampaikan apa pun soal kematian Navalny ke publik.

Para pemimpin Barat memberikan penghormatan atas keberanian Navalny sebagai pejuang kebebasan. Beberapa di antaranya, tanpa menyebutkan bukti, menuduh Kremlin melakukan pembunuhan dan mengatakan Putin harus bertanggung jawab.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan reaksi para pemimpin Barat atas kematian itu tidak dapat diterima dan "benar-benar gila".

"Kami tidak tahu persis apa yang terjadi, tetapi tidak ada keraguan kematian Navalny adalah konsekuensi dari sesuatu yang dilakukan oleh Putin dan preman-premannya," kata Biden di Gedung Putih.

"Pihak berwenang Rusia akan menceritakan kisah mereka sendiri, tapi jangan salah. Jangan salah: Putin bertanggung jawab atas kematian Navalny," tambah Biden. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement