Senin 19 Feb 2024 22:28 WIB

China Minta Israel Hentikan Niat untuk Serang Rafah

Israel pekan lalu mengumumkan niatnya untuk menyerang Rafah.

Riyad Al-Maliki, Menteri Luar Negeri Otoritas Nasional Palestina, tengah, memberikan pernyataan di luar Istana Perdamaian setelah mahkamah tertinggi PBB membuka sidang bersejarah, di Den Haag, Belanda, Senin, 19 Februari 2024. Menteri luar negeri Palestina menuduh Israel melakukan apartheid dan mendesak pengadilan tinggi PBB untuk menyatakan bahwa pendudukan Israel atas tanah yang dicari untuk negara Palestina adalah ilegal.
Foto: AP Photo/Peter Dejong
Riyad Al-Maliki, Menteri Luar Negeri Otoritas Nasional Palestina, tengah, memberikan pernyataan di luar Istana Perdamaian setelah mahkamah tertinggi PBB membuka sidang bersejarah, di Den Haag, Belanda, Senin, 19 Februari 2024. Menteri luar negeri Palestina menuduh Israel melakukan apartheid dan mendesak pengadilan tinggi PBB untuk menyatakan bahwa pendudukan Israel atas tanah yang dicari untuk negara Palestina adalah ilegal.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China meminta agar Israel menghentikan niat untuk menyerang Rafah, kota di selatan Jalur Gaza, Palestina. Israel pekan lalu mengumumkan niatnya untuk menyerang Rafah di wilayah selatan yang padat penduduknya.

"Kami menyerukan Israel untuk menghentikan operasi militer sesegera mungkin, melakukan segala cara untuk menghindari jatuhnya korban warga sipil yang tidak bersalah dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih dahsyat di Rafah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Senin (19/2/2024).

Baca Juga

Pada pekan lalu, Channel 12 Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan menyampaikan pada pemerintahnya rencana pekan depan untuk serangan militer terhadap Rafah. Israel mengumumkan niatnya untuk menyerang Rafah di wilayah selatan yang padat penduduknya, setelah secara paksa mengevakuasi penduduk di utara dan mengarahkan mereka ke selatan, mengklaim bahwa itu adalah "daerah yang aman".

"China mengamati dengan cermat perkembangan di Rafah. Kami menentang dan mengutuk tindakan pelanggaran terhadap warga sipil dan hukum internasional," tambah Mao Ning.

Mao Ning kembali menekankan "solusi dua negara" sebagai konsensus universal komunitas internasional untuk menyelesaikan permasalahan Palestina.

"Menerapkan solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri siklus konflik antara Palestina dan Israel. China siap bekerja sama dengan semua pihak untuk menyelenggarakan konferensi perdamaian internasional yang lebih menyeluruh, berwibawa dan efektif secepat mungkin dan merumuskan jadwal dan peta jalan yang konkrit untuk penerapan solusi dua negara," ungkap Mao Nng.

China pun mendukung Palestina dan Israel dalam melanjutkan perdamaian dan segera melakukan pembicaraan untuk hidup berdampingan secara damai.

Palestina memiliki hak....

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement