REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Saksi mata mengatakan seorang pria Palestina tewas dan beberapa orang lainnya terluka setelah pasukan Israel menembak orang-orang yang putus asa menunggu bantuan makanan di utara Gaza. Daerah itu kehilangan akses pada bantuan kemanusiaan.
Sebuah video yang diverifikasi jaringan media Aljazirah menunjukan, seorang pria berlari mencari tempat perlindungan di puing-puing jalanan di utara Gaza. Sementara suara tembakan terdengar keras di latar belakang.
Dalam video itu juga terlihat asap abu-abu dari bom asap yang membubarkan ribuan rakyat Palestina yang berkumpul di sebelah barat Kota Gaza. Menurut seorang saksi mata seorang tewas dalam peristiwa itu. Ia juga membagikan gambar seorang pria dengan luka di kepala tergeletak di tanah.
Kantor berita Palestina, Wafa melaporkan setidaknya 10 orang terluka dalam serangan itu. Korban dan saksi mata mengatakan serangan Israel dilakukan tanpa provokasi. "Saya menunduk, kemudian saya mendengar suara tembakan dan saya tidak tahu apa yang terjadi," kata seorang pria di rumah sakit tempat ia dirawat, seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (20/2/2024).
Seorang pria lainnya mengatakan ia datang ke daerah itu untuk mendapatkan tepung. "Saya ingin memberi makan anak-anak kami, seperti semua orang saja pergi ke sana untuk mendapatkan sedikit tepung, tapi kemudian kami ditembak, tembakan dilepaskan dan tank bergerak ke arah kami," katanya.
Serangan tersebut adalah yang kedua dalam beberapa hari terakhir dan terjadi di tengah situasi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat di Gaza. Dimana PBB memperingatkan kondisi kelaparan yang mempengaruhi sekitar 2,3 juta orang.
Rekaman yang diambil pada Senin juga menunjukkan anak-anak Palestina bergegas mengambil tepung dari tanah setelah salah satu karung terbuka. Meskipun berada dalam situasi yang menyedihkan, Israel yang mengontrol pintu masuk ke Gaza menolak mengizinkan lebih banyak bantuan masuk.
Beberapa badan PBB memperingatkan Gaza mengalami kelangkaan makanan dan air yang “mengkhawatirkan.” Lembaga-lembaga itu juga memperingatkan penyebaran penyakit dapat menyebabkan “ledakan” kematian anak-anak.
“Selama beberapa pekan kami telah memperingatkan Jalur Gaza berada di ambang krisis nutrisi,” kata Deputi Direktur Eksekutif Aksi Kemanusiaan UNICEF, Ted Chain. “Jika konflik tidak segera berakhir, gizi anak-anak akan terus menurun, menyebabkan kematian atau masalah kesehatan yang dapat dicegah, yang akan berdampak pada anak-anak Gaza sepanjang hidup mereka dan berpotensi menimbulkan dampak antargenerasi,” tambahnya.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina serangan Israel di Gaza sudah menewaskan 29.092 orang sebagian besar perempuan dan anak-anak.