REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ratusan warga Israel turun ke jalan di wilayah pendudukan Yerusalem al-Quds untuk menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan koalisi sayap kanan yang dipimpinnya.
Menurut kantor berita Palestina, Samaa, para pengunjuk rasa berkumpul di depan kediaman Netanyahu dan meneriakkan slogan-slogan yang memintanya mundur dari jabatan perdana menteri dan membebaskan warga Israel yang ditawan di Gaza sesegera mungkin.
Polisi Israel berupaya membubarkan massa yang akhirnya berujung bentrokan antara kedua belah pihak.
Selama beberapa pekan terakhir, Tel Aviv dan Yerusalem menyaksikan berbagai demonstrasi yang digelar pemukim dan keluarga dari sandera Zionis yang ditahan kelompok perlawanan Palestina --Hamas-- di Gaza.
Warga Israel mendesak Netanyahu untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas agar para sandera dapat kembali pulang ke rumah.
Aksi unjuk rasa terbaru itu terjadi di tengah laporan Israel bahwa rezim membatalkan usulan yang bertujuan untuk mengakhiri perang Gaza dan membebaskan sandera, dengan imbalan pemulangan tahanan Palestina dari penjara Israel.
Media Israel melansir bahwa otoritas Zionis sedang berupaya menggagalkan inisiatif yang membuat perundingan akhir pekan lalu di Kairo tak membuahkan hasil.
Sebelumnya, sebagai bagian dari gencatan senjata kemanusiaan selama sepekan, yang dimediasi Qatar dan Mesir, pertempuran dihentikan dan bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza pada Desember.
Pertukaran 240 sandera warga Palestina dengan 105 sandera lainnya, termasuk 81 warga Israel dan 24 warga asing, di Gaza.