Jumat 23 Feb 2024 16:06 WIB

Rusia: BRICS akan Dorong Penguatan Hubungan dengan G20

BRICS dibentuk pada 2009 atas inisiatif Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Pimpinan negara-negara yang tergabung dalam BRICS.
Foto: VOA
Pimpinan negara-negara yang tergabung dalam BRICS.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan, koalisi BRICS akan berupaya memperkuat hubungannya dengan kelompok G20. Hal itu disampaikan saat Lavrov menghadiri pertemuan menlu G20 di Brasilia, Brasil, Kamis (22/2/2024).

"Tahun ini, Rusia memegang kepresidenan BRICS. Format ini telah dilengkapi dengan sejumlah anggota baru. Kami akan melakukan yang terbaik untuk mendorong penguatan potensi struktur ini dan hubungannya dengan G20," kata Lavrov, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Dia pun mengapresiasi Brasil selaku ketua G2O tahun yang mengundang delegasi dari Bank Pembangunan Baru (New Development Bank) ke pertemuan-pertemuan G20. ”Selama KTT di New Delhi, para anggota G20 sekali lagi dengan suara bulat mendukung perluasan keterwakilan negara-negara berkembang di lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan internasional. Kami percaya bahwa kali ini hal tersebut bukanlah sekedar kata-kata kosong melainkan sebuah komitmen untuk mengambil langkah-langkah praktis,” ucap Lavrov.

Setelah menggelar KTT ke-15 di Johannesburg pada Agustus 2023, BRICS, yang sebelumnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan (Afsel), sepakat menerima enam anggota baru. Mereka adalah Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA). Keanggotaan enam negara tersebut berlaku mulai Januari tahun ini.

Namun pada 29 Desember tahun lalu, presiden baru Argentina, Javier Milei, mengumumkan, negaranya tidak akan bergabung dengan koalisi BRICS. “Pemerintah menganggap Republik Argentina tidak pantas untuk dimasukkan sepenuhnya sebagai anggota BRICS mulai 1 Januari 2024,” kata Milei dalam surat yang dikirimkan ke negara-negara anggota BRICS, menurut pemberitaan di media nasional Argentina.

Kendati demikian, Milei menekankan, meski memutuskan mundur dari BRICS, bukan berarti Argentina tidak akan melakukan perdagangan dengan negara-negara BRICS. Dia mengatakan bahwa hubungan Argentina dengan negara-negara tersebut akan tetap terjalin.

BRICS dibentuk pada 2009 atas inisiatif Rusia. Tujuannya adalah mengembangkan kerja sama komprehensif antara negara-negara terkait. BRICS kerap dipandang sebagai “kutub perlawanan” terhadap kelompok ekonomi G7 yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang. Ketujuh negara tersebut juga anggota G20.

Menurut data IMF, pada 2022 lalu, total gabungan pendapatan domestik bruto (PDB) BRICS telah mencapai 22,5 triliun dolar AS. Jumlah itu melampaui PDB G7 yang mencapai 21,4 triliun dolar AS. Negara BRICS kini dinilai menjadi aktor penting dan signifikan dalam memerangi pertumbuhan ekonomi serta konteks politik global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement