Senin 26 Feb 2024 16:19 WIB

Militer Israel Masih Menembaki Rumah Sakit Nasser

Militer Israel juga masih memblokir konvoi bantuan, bahan bakar dan pasokan air.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Paramedis Palestina memeriksa kerusakan di ruang pasien akibat serangan Israel di bangsal bersalin Rumah Sakit Nasser, (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Paramedis Palestina memeriksa kerusakan di ruang pasien akibat serangan Israel di bangsal bersalin Rumah Sakit Nasser, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel masih menembakan Rumah Sakit Nasser di Kota Khan Younis, Jalur Gaza. Meski sebelumnya militer mengatakan mereka sudah mengakhiri operasi di dalam rumah sakit itu tapi penembak jitu masih berada di sana dan menembak apa pun yang bergerak di dekatnya.

Dikutip dari Aljazirah, Senin (26/2/2024) militer Israel juga masih memblokir konvoi yang membawa bantuan, bahan bakar dan pasokan air untuk masuk ke dalam rumah sakit. Sebelumnya militer Israel melakukan penangkapan massal sekitar 200 orang di dalam dan sekitar rumah sakit termasuk para staf dan pasien.

Baca Juga

Sampai saat ini nasib mereka masih belum diketahui dan tidak ada yang tahu mereka dibawa ke mana dan apa yang terjadi pada mereka. Militer Israel juga melanjutkan serangan ke Rafah dengan menembak sebuah rumah di utara daerah itu. Kantor berita Palestina melaporkan serangan tersebut menewaskan empat orang termasuk seorang perempuan dan anak. Sejumlah orang juga terluka dalam serangan itu. Karena pasukan Israel terus menembaki bagian timur Rafah banyak warga yang terpaksa kembali mengungsi.

Dalam wawancara dengan CBS pada Ahad (25/2/2024) kemarin Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ketika militer Israel menggelar operasi yang sudah direncanakan di Rafah maka "tahapan intens" pertempuran akan memakan waktu selama beberapa pekan. Ia juga mengatakan sudah meminta militer untuk mengajukan rencana ganda yang mencakup detail bagaimana mengevakuasi warga sipil dari Rafah dan bagaimana menghabisi batalion Hamas di sana.

Diperkirakan terdapat 1,5 juta rakyat Palestina yang mengungsi di Rafah, lebih dari setengah populasi Gaza. Mereka dipaksa mencari perlindungan ke ujung selatan pemukiman itu karena serangan Israel.

PBB sudah memperingatkan serangan ke Rafah akan mengakibatkan bencana. Lebih dari 600 ribu anak-anak berlindung di sana dan mengalami krisis kemanusiaan parah. Netanyahu mengatakan bila ada gencatan senjata maka serangan militer ke Rafah akan ditunda tapi tetap dilakukan.

"Tetap harus dilakukan karena tujuan kami kemenangan total, dan kemenangan total yang akan tercapai," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement